Sri bersama pilotnya, Ni Mal Magfiroh, meraih medali perak di 3000 meter nomor individual pursuit jarak 3000 m putri kategori B (tunanetra). Sri mencatatkan waktu 1 menit 23,415 detik. Ini menjadi medali ketiga bagi pebalap 24 tahun tersebut di pesta olahraga atlet disabilitas se-Asia itu.
Suara yelyel menyerukan nama Sri menggema di Jakarta Internasional Velodrome, Kamis (11/10/2018). Spanduk besar tertulis namanya juga terpampang di bangku tribune.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Balap Sepeda Kembali Sumbang Perunggu |
Mereka adalah rombongan warga Sengonwetan, Keradenan, Grobogan, Jawa Tengah, kampung halaman Sri. Sang ayah, Sugimin, menjadi salah satu anggotanya.
Menurut Kepala Desa Sengonwetan, Priyo Hutomo, sebanyak 50 warganya turut datang ke Jakarta untuk memberikan dukungan kepada Sri. Mereka datang menggunakan kereta dengan biaya sendiri.
"Saya sebagai kepala desa dan warga sangat bangga dengan prestasi Sri. Untuk itu, kami ingin mendukung langsung Sri. Ini menjadi kebanggaan kami," ujarnya.
![]() |
"Kami ke sini naik kereta, semua saya yang biayakan. Jam 5 tadi pagi kami sudah sampai sini, menunggu di sini karena kami ingin memberikan kejutan kepada Sri," kata dia.
Untuk menyambut Sri, Priyo berencana akan membuat arak-arakan jika Sri sudah kembali ke kampung halamannya.
"Nanti saya akan sambut dengan arak-arakan, sama Bupati juga," katanya.
Sri merupakan atlet tunanetra. Meski tak bisa melihat, mahasiswa UNS 11 Maret Solo itu mampu membuktikan diri mampu berprestasi. Dia membuktikan dengan torehan tiga medali.
"Dia memang dari kecil pintar, kuliahnya, sekolahnya bagus, prestasi olahraganya juga bagus. Kami bangga sekali punya Sri yang bisa mengharumkan nama Indonesia," dia menambahkan.
(ads/fem)