Atlet-atlet nasional sudah menuntaskan Asian Para Games 2018. Syuci meraih dua emas, 100 meter gaya dada dan 200 meter gaya ganti putri, perak dari 100 meter putri gaya kupu-kupu, dan perunggu 200 meter gaya bebas.
Begitu pula sprinter tunanetra Abdul Halim Dalimunthe. Halim mengoleksi dua perak dari lari 100 meter dan 200 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menyimpan harapan kepada masyarakat Indonesia. Apa itu?
"Untuk rakyat Indonesia dukung kami kaum difabel, kami ini sama kayak kalian juga. Ayo saling mendukung," kata Syuci dalam Mata Najwa di Trans7.
"Mudah-mudahan dari Asian Para Games, khususnya untuk masyarakat Indonesia jangan lagi ada diskriminasi dan perbedaan fasilitas di tempat umum untuk kaum disabiitas. Bantu kami dengan menganggap kami memiliki hak yang sama seperti kalian," Abdul Halim.
Harapan berbeda disampaikan Debi Ariesta, atlet catur yang mengoleksi tiga medali emas Asian Para Games. Merujuk pengalamannya, yang menderita katarak dan menjadi tunanetra pada usia 11 tahun hingga ingin mengakhiri hidup, meminta agar orang tua berlapang dada menerima anak yang disabilitas.
"Saya sampaikan ini kepada masyarakat yang memiliki anak atau saudara yang kekurangan jangan disembunyikan. Kalau bisa anak-anak dan saudara itu dimotivasi dan diberikan inspirasi kepada mereka," ujar dia.
Simak juga video 'Mengenal Olahraga Penyandang Disabilitas 'Boccia' Lewat Film'
(fem/cas)