Biaya Perawatan Velodrome Rp 1,2 Miliar, Jakpro Gandeng PB ISSI

Biaya Perawatan Velodrome Rp 1,2 Miliar, Jakpro Gandeng PB ISSI

Mercy Raya - Sport
Senin, 17 Des 2018 20:05 WIB
Foto: Mercy Raya/detikSport
Jakarta - PT Jakarta Propertindo harus menganggarkan biaya perawatan Velodrome di Rawamangun sebesar Rp 1,2 miliar per bulan. Agar lebih ringan, mereka bekerjasama dengan PB ISSI.

Setelah Asian Games dan Asian Para Games 2018 berakhir Oktober, velodrome nganggur. Sementara, perawatan venue indoor itu harus terus dilakukan untuk menjaga kualitas venue.

Dengan kekhususan venue, yang hanya bisa digunakan untuk balap sepeda nomor trek, bisa dibilang, hanya Pengurus Besar Ikatan Sport Seluruh Indonesia (PB ISSI) yang bisa menggelar hajatan di sana. So, PT Jakpro pun menggandeng federasi tertinggi balap sepeda Tanah Air itu untuk membiayai perawatannya. Seremoni kerjasama dilakukan di velodrome pada Senin (17/12/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini kami menandatangani nota kesepahaman dengan ISSI. Ini sesuai arahan gubernur bahwa suatu venue bertaraf internasional seharusnya ada atlet internasional yang lahir di sini potensi untuk atlet internasional Indonesia ada, sarana juga ada, tapi sarana ini butuh di-manage dengan baik dan itu sangat mahal," kata Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto, dalam jumpa pers.


"Satu bulan pengeluarannya Rp 1,2 miliar untuk pemeliharaan kawasan, termasuk listrik Rp 700 juta hingga Rp 800 juta, sisanya keamanan dan kebersihan," dia menambahkan.

"Penugasan Jakpro untuk pengelolaan velodrome sampai Januari 2019. Tapi saya bilang, kalau tidak dimanfaatkan karena ini bisa untuk melahirkan atlet level internasional," dia menambahkan.

Jakpro menyadari PB ISSI bukan lembaga yang mengejar keuntungan. Tapi, setidaknya, dari ajang yang dihelat di sana velodrome bisa menjadi sumber dana yang nantinya digunakan untuk pemeliharaan.

"Kami sadar ISSI lembaga nonprovit sementara kami sebaliknya. Makanya kalau ada pemasukan atau pendapatan yang diperoleh dari kegiatan mengapa tidak. Itu yang ke depannya kami jalani. Makanya, kami jalani dengan ISSI. Kami tak akan mencari untung banyak sudah bisa menutupi Rp1,2 miliar sudah bagus," kata Dwi.

Sementara itu, Ketua PB ISSI, Raja Sapta Oktohari, mengatakan masih ada beberapa hal yang harus dikejar untuk menyempurnakan velodrome. Salah satunya tempat kuliner yang belum tersedia.

"Semua jadi prioritas. Semua bisa simultan. Tapi yang paling penting adalah menentukan satuan harga. Kami tidak bisa melangkah ke mana-mana. Harus ada biaya sewa trek, inside area, outside area. Setelah ada itu, teman-teman marketing bisa bergerak. Kami kejar membicarakan hal ini dengan Jakpro," kata Okto.

"Setelah menetapkan satuan harga, event akan mengikuti. Bukan untuk melobi keluar, tapi menjalankan velodrome. Bagaimana mau menggerakkan kalau belum ada rancangan harganya, misalnya buat lokal diskon dibesarkan member bagaimana, atlet gratis, event PB ISSI diskon berapa, asing berapa. Nantinya juga bisa buat Asia Track Series (Januari). Ini bisa dibikin swasta juga bisa. Tapi, yang perting harganya," dia menjelaskan.

(mcy/fem)

Hide Ads