Komposisi antara atlet senior dan junior ke SEA Games 2019 Filipina itu sempat dilontarkan pada 2018. Sempat menuai pro dan kontra, Imam bersikukuh, kontingen dihuni pemain muda.
"Ini untuk memberikan suasana keunggulan dan kompetisi yang lebih baik lagi bagi atlet junior," kata Imam usai menggelar rapat persiapan Pelatnas dan Percepatan Prestasi Olahraga Nasional, Senin (7/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"SEA Games tidak lagi menjadi patokan bagi Indonesia untuk juara atau menempati peringkat. SEA Games adalah batu loncatan bagi atlet menuju Asian Games dan Olimpiade," dia menambahkan.
Menpora juga memiliki pertimbangan agar atlet dan cabang olahraga bisa berfokus mencari poin ke Olimpiade 2020 Tokyo. Sebab, pengumpulan poin ke Tokyo sudah dimulai tahun ini.
Lagipula, anggaran pelatnas tahun ini menurun ketimbang tahun lalu. Jika tahun lalu APBN menyiapkan dana 735 miliar kini menjadi Rp 500 miliar.
Imam berharap anggaran itu juga bisa difokuskan untuk membiayai nomor-nomor pertandingan potensial medali pada Olimpiade 2020.
"Ini akan menjadi kesempatan untuk nomor-nomor unggulan Indonesia menuju Olimpiade, karena terbiayai dengan baik dan dapat mengikuti sejumlah uji coba ke luar negeri," kata dia.
Kendati menginstruksikan agar kontingen didominasi atlet muda, Imam tak memberikan sanksi kepada cabang olahraga yang bandel.
"Yanng terpenting, bagaimana pelatnas segera berjalan. Saya minta Komite Olimpiade Indonesia untuk melakukan klasifikasi itu. Setelah penetapan Surat Keputusan Percepatan Prestasi Olahraga Nasional akan diketahui tingkatan atlet internasional, atlet regional, dan atlet nasional, karena ada catatan mereka meraih gelar juara di mana," ujar Imam.
Saat ini, lanjut Menpora, baru 30 persen cabang olahraga yang mengajukan proposal untuk tahun 2019. Dia meminta agar federasi cabang olahraga segera menyusun dan menyerahkan proposal.