Adalah Polyana Viana, petarung UFC asal Brasil, yang mengalami insiden tersebut. Peristiwa tersebut terjadi ketika Viana sedang menunggu taksi online di pinggir jalan Rio de Janiero, Brasil.
Wanita seksi berusia 27 tahun itu menceritakan kronologi kejadian kepada MMA Junkie. Sedari awak, gerak gerik sang perampok sudah mencurigakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika dia melihat, kebetulan saya juga melihatnya duduk persis di samping. Dia menanyakan waktu, saya menjawabnya, dan saya melihat dia tak akan pergi. Saya pun menjauh dan meletakkan handphone di bagian pinggang," ujar petarung kelahiran Sao Geraldo do Araguaia itu.
"Kemudian dia berkata 'berikan saya handphonenya. Jangan bereaksi karena saya bersenjata'. Kemudian dia menodongkan pistol. Tapi, saya sadar pistol itu terlalu lembut," tambah dia.
Benar saja, senjata yang dipegang sang perampok adalah pistol palsu dari kardus.
"Dia sangat dekat dengan saya. Jadi saya berpikir 'jika itu benar pistol, dia tak akan punya waktu untuk menarik pelatuknya.' Jadi saya langsung berdiri dan melakukan dua pukulan ditambah satu tendangan," katanya.
"Dia terjatuh dan saya langsung menangkapnya dan menjatuhkannya di tempat yang sama seperti sebelumnya. Kemudian saya berkata 'sekarang kita tunggu polisi'. Saya baik-baik saja karena dia sama sekali tak bereaksi. Sejak dia menerima pukulan sangat cepat, saya rasa dia takut," lanjut wanita yang sebelum berada di UFC, berkompetisi di MMA itu.
Viana menjelaskan setelah babak belur, si perampok mencoba melakukan pembelaan, tapi kemudian dia sendiri yang meminta memanggil polisi.
"Dia tak lagi bereaksi. Dia meminta saya melepaskannya, dan berkata 'saya cuma bertanya waktu'. Saya berkata 'waktu dari mana!', karena dia melihat saya sangat marah. Saya berkata tak akan melepasnya dan akan memanggil polisi," tuturnya.
"Dia berkata 'ya, panggil saja polisi'. Dia sepertinya takut saya hajar lebih banyak lagi," lanjut Viana.
Ini bukan pertama kalinya Viana menjadi korban penodongan. Sebelumnya di kampung halamannya di Belem, Brasil. Nasib orang yang mencoba merampoknya pun sama, kena tinju dan tendangan. (din/rin)