"Kami sebenarnya sudah sangat banyak membantu untuk pembinaan atlet yang ada di Sumsel. Sayangnya KONI sampai hari hari ini tak ada itikad baik melunasi pembayaran tungakan sewa Rp 1 miliar," kata Dirut PT JSC, Meina Fatriani Paloh, Kamis (10/1/2019).
Tidak hanya itu, Meina menyebut KONI awalnya menunggak pembayaran jasa sewa gedung di tahun 2018 Rp 9 miliar. Namun karena keuangan terbatas, JSC memutuskan KONI untuk membayar Rp 1 miliar saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya tunggakan itu Rp 9 miliar, kami datang ke KONI dan mereka bilang tidak ada uang. Oke, kami hapuskan dan KONI cukup bayar Rp 1 miliar. Tapi ini juga tak ada kejelasan kapan mau dibayar," imbuh Meina.
"Dengan tunggakan Rp 1 milar saja tidak dibayar. Sudah, kemarin sore saya bilang ke Direktur Operasional untuk tutup dulu. Atlet binaan KONI kami larang berlatih di venue Jakabaring sampai dibayar," tegas Meina.
PT JSC, dijelaskan Meina membutuhkan biaya yang sangat besar untuk merawat dan mengelola seluruh venue. Pihaknya pun kini harus realistis dalam membiayai pengelolaan kawasan JSC agar kedepan dapat terus berkembang.
"Semua di JSC itu butuh biaya, mulai dari operasional, gaji karyawan, maintenence peralatan atlet sampai keamanan. Kalau KONI nggak bayar, dari mana kami tutup itu semua? Harus sama-sama bersinergi dong," tutupnya.
Sementara itu Direktur Operasional JSC, Bambang mengatakan beberapa venue di JSC masih tetap dibuka untuk umum. Namun untuk atlet binaan KONI tak lagi dapat berlatih.
"Kalau atlet di luar binaan KONI Sumsel masih tetap bisa main dan berlatih, tapi untuk atlet KONI tutup dulu. Semua kan butuh biaya," kata Bambang.
Adapun venue-venue yang ditutup untuk atlet KONI berlatih adalah atletik, senam, aquatik, gulat, panahan, menembak dan panjat tebing. Selain itu ada pula venue sepatu roda dan venue yang digunakan saat Asian Games 2018 lalu. (Raja Adil Siregar) (din/yna)