Protes Retribusi Jakabaring, Pedangan Asongan dan Atlet Geruduk Kantor Gubernur

Protes Retribusi Jakabaring, Pedangan Asongan dan Atlet Geruduk Kantor Gubernur

Raja Adil Siregar - Sport
Rabu, 16 Jan 2019 19:35 WIB
Pedangan asongan dan atlet keberatan retribusi di JSC. (Raja Adil Siregar/detikSport)
Palembang - PT Jakabaring Sport City (JSC) di Palembang, Sumatera Selatan memberlakukan tiket masuk kepada pengunjung. Ratusan pedagang dan atlet pun serentak protes.

Dari pantauan detikSport, protes pertama disampaikan oleh ratusan pedagang kaki lima (PKL), di komplek JSC, Rabu (15/1) pagi. Mereka meminta pengelola JSC memperhitungkan pedagang.

"Kami minta pengelola memperhatikan nasib pedagang kecil yang berjualan di JSC. Kami jualan di dalam, tapi kenapa keluar masuk harus bayar lagi. Ini tidak hanya motor, tapi orangnya juga bayar," ujar koordinator pedagang, Syaiful Toni, di kantor Gubernur, Rabu (16/1/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain itu, Syaiful dan ratusan pedagang memprotes salah satu truk keliling dari sebuah minimarket. Keberadan truk dianggap akan mengurangi omzet para pedagang tradisional.

"Kenapa mobil waralaba boleh masuk? Mau membunuh para pedagang tradisional? Kalau mau jualan pakai truk di luarlah, kasihan pedagang yang ada di JSC. Omzet menurun," katanya.

Sebelum meninggalkan kantor gubernur, para pedagang meminta kepada Dinas Perdagangan untuk mencari solusinya. Mereka meminta pedagang diberikan akses keluar-masuk Jakabaring secara mudah.

Atlet Minta JSC Tak Digembok untuk Latihan

Diberitakan sebelumnya, pengelola JSC mengeluarkan kebijakan tegas kepada KONI Sumsel untuk melarang para atlet binaan KONI berlatih di JSC. Alasannya, karena KONI Sumsel tidak membayar tunggakan jasa sewa gedung sebesar Rp 1 miliar.

KONI dianggap abai padahal sudah tiga kali diberikan peringan sejak Desember lalu. Namun belum ada itikad baik dari pengurus dan menyebabkan beberapa venue di gembok.

Sementara, atlet panjat tebing yang peraih medali emas saat Asian Games 2018, Muhammad Hinayah, mengatakan tarif masuk JSC ikut memberatkan para atlet yang akan berlatih pagi, siang dan sore hari.

"Iya memberatkan, kami latihan setiap hari. Keluar masuk itu juga bayar dan anggaran dari KONI tidak ada. Jangan anggaran masuk Jakabaring, peralatan latihan saja kekurangan," kata Hinayah.

(ras/fem)

Hide Ads