Utut Vs Torre Pakai Bidak Manusia
Selasa, 13 Sep 2005 00:05 WIB
Denpasar - Pertarungan catur memakai bidak kecil sudah biasa. Namun, pertarungan dua grand master Utut Adianto melawan Eugene Torre sangat unik karena memakai manusia sebagai bidak dengan hiasan unik dan menarik. Atraksi unik ini digelar kedua pecatur dunia di Lapangan Pulau Nusa Gede, Nusa Dua, Bali untuk memeriahkan Festival Nusa Dua 2005, Senin (12/09/2005).Papan catur kotak-kotak hitam putih berukuran luas, yaitu seluas 24 x 24 meter. Bidak caturnya pun berukuran besar karena dilakoni oleh manusia berpakaian perang adat Bali. Para 'bidak' ini adalah para penari yang khusus memerankan masing-masing bidak catur, seperti raja, menteri, kuda, benteng, pion. Untuk membedakan setiap peran, 'bidak' menggunakan hiasan di kepala sesuai peranannya masing-masing. Seperti pemeran benteng memanggul godam, peran menteri bawa busur dan panah ataupun bidak kuda yang bawa tameng. Sedang sang raja memakai baju kebesaran dan memegang umbul-umbul. Sebagai tontonan atraksi ini sangat spektakuler dan menghibur. Pasalnya, setiap satu langkah, 'bidak' memerlukan waktu 1 sampai 1,5 menit untuk mengikuti intruksi pecatur.Dalam setiap langkah dan gerakan diiringi musik plus gamelan Bali. Jika pecatur memakan bidak lawan maka sang bidak akan rebah dan digotong official keluar lapangan juga oleh official yang memakai pakaian adat Bali menggunakan topeng lucu. Adengan inilah yang paling banyak mengundang gelak tawa ratusan penonton yang memadati pertarungan catur ini. Perintahkan Utut dan Torre pun kerap tidak dipahami oleh 'bidak' sehingga mengundang gelak tawa penonton. Sebelumnya, pertandingan catur dengan bidak manusia pernah dilakukan tahun 2003 lalu. "Ini disebut blanches chess, jadi saya akan bertanding dua partai eksebisi, dimana bidaknya adalah para penari dengan langkahnya berupa tarian yang berbeda-beda, kayak orang berkelahi," ujar Utut. (key/)