Setelah start dari Medan pada 9 Februari lalu, saat ini rombongan IOX 2019 Andalas sudah tiba di Kotanopan, Mandailing Natal, yang merupakan tempat lahir pahlawan nasional, Abdul Haris (AH) Nasution. Setelah berlangsung selama 12 hari, rupanya banyak peserta yang tidak kuat dengan beratnya trek yang harus dilalui.
Mayoritas peserta gagal memasuki trek sesuai jadwal dan masih berjibaku untuk keluar dari trek-trek sebelumnya. Semakin hari semakin sedikit jumlah peserta yang bisa mengikuti seluruh trek seperti waktu yang telath ditentukan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah beristirahat di Silalahi, tepi danau Toba, para hari kelima peserta bergerak ke Parmonangan untuk off-road. Namun tercatat hanya 22 kendaraan 4x4 yang masuk trek. Sisanya masih tercecer di trek Siosar dan sebagian lagi rusak yang harus masuk bengkel untuk perbaikan. Trek ke Parmonangan ini memiliki tingkat resiko kecelakaan yang tinggi karena melalui banyak jurang yang banyak.
![]() |
"Untung tidak hujan. Kalau saja hujan bisa lain lagi ceritanya," kata salah satu peserta, Adi Djaya.
Bagi peserta yang tercecer di belakang o dilarang memasuki trek tersebut untuk mengurangi resiko celaka. Sekitar 56 kendaraan melambung mengambil jalan on-road ke Sibolga via Tarutung. Sebagian peserta termasuk para peliput media akhirnya menginap dan berkesempatan menikmati wisata di Tarutung yang sejuk.
Sebagian peserta yang keluar dari trek Parmonangan kembali mengalami kerusakan berat bahkan ada yang harus membeli spareparts dari Medan yang berjarak 11 jam perjalanan darat. Di sisi lain, sebagian peserta yang tercecer di trek sebelumnya sudah bisa bergabung menuju Sibolga.
Tercatat sekitar 56 kendaraan start dari Sibolga jalan on-road (aspal) menuju pantai Tabuyung menyusuri jalan pasir di pantai sepanjang 10 Km. Seluruh peserta sangat menikmati trek pantai pasir yang sepi ini dengan memacu kecepatan tinggi.
Dari Tabuyung, peserta menuju Simpang Gambir melalui jalan on-road dan off-road melalui perkebunan sawit dan lading. Tercatat hanya 29 kendaraan yang memasuki trek ini. Sisanya tercecer dibelakang dan sebagian lagi diperbaikan karena rusak.
Begitu pula di trek Simpang Gambir ke Sapotinjak di hari berikutnya, hanya 31 peserta yang memasuki trek. Kondisi trek sendiri banyak melalui sungai dan batu dimana kalau saja hujan peserta tidak bisa keluar dengan mudah.
![]() |
Memasuki hari ke-11, dengan diiringi hujan deras, sekitar 40 kendaraan peserta kembali memasuki jalur off-road berat Sapotinjak ke Aek Mais karena melalui tanjakan tanpa winching point dengan jurang yang dalam sepanjang trek.
Dari perkiraan sore hari seluruh peserta bisa sampai di base camp di Kotanopan, ternyata hanya 20 kendaraan yang berhasil finis disambut Bupati Madina Drs. H. Dahlan Harun Nasution. Sisanya sebanyak 20 kendaraan baru berhasil keluar satu persatu sejak malam hingga siang hari besoknya. Kondisi hujan yang terus menerus membuat kondisi trek menjadi sulit.
Hari Rabu (20/2) peserta menjalani trek on-road memasuki Provinsi Sumatera Barat dan akan membuka tenda di Kawasan Koto Tinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota. Rencananya para peserta finis di Bukit Tinggi, Minggu (24/2). (mrp/yna)