Imam menemui kedua orang tua Ramon, Durahman dan Suriyah, pada Rabu (6/3/2019) di Desa Banglarangan, Kecamatan Ampelgading, Pemalang, Jawa Tengah. Dia menyampaikan ucapan duka sekaligus memimpin doa dan tahlil.
Ramon meninggal dunia pada Selasa (19/02) akibat gagal ginjal pada usia 32 tahun. Dia mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Medika Pemalang.
Almarhum Ramon, disebut Imam, sebagai pitcher terbaik Indonesia yang tergabung dalam Timnas Baseball di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Namanya juga masuk lagi dalam proyeksi Asia Cup dan SEA Games 2019. Dia juga tercatat sebagai tenaga kerja Non ASN di Dinas Pendidikan dan guru kontrak di Sekolah Dasar Negeri Srondol Wetan, Semarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan yang sama, Menpora yang didampingi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan memberikan santunan pada keluarga almarhum.
"Seluruh atlet Asian Games sudah ter-cover BPJS Ketanagakerjaan, termasuk Ramon Setyo. Jadi, kami bersama BPJS Ketenagakerjaan memberikan santunan ini," ujarnya.
![]() |
"Kami akan membuat regulasi secara nasional atlet yang masuk pelatnas, pelatda, dan atlet daerah. Saya kira wajib melindungi melalui jaminan BPJS bilamana sewaktu-waktu kejadian yang tidak diinginkan seperti sakit,kecelakaan dan Meninggal," Imam menambahkan.
Santunan yang diberikan ke keluarga almarhum yakni dari (BPJS) Ketenagakerjaan sebesar Rp.120.677.970. santunan tersebut merupakan santunan kematian dan manfaat program Jaminan Hari Tua (JHT) Rp 45.677.970 sekaligus bantuan usaha sebesar Rp 75 juta.
![]() |
Sementara itu, Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Krishna Syarif, menjelaskan almarhum terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan dan memiliki tiga kartu peserta, dua di antaranya masih aktif sebagai pekerja Bukan Penerima Upah (BPU) sebagai atlet ASEAN Games dan pekerja Penerima Upah (PU) di Dinas Pendidikan Kota Semarang.
"Dia (almarhum) sempat juga dirawat di rumah sakit Roemani Semarang. Namun karena keluarga ingin dirawat di dekat rumah maka dipindah ke Pemalang," kata Krishna.