Sean akan memasuki musim keduanya bersama Prema atau tahun keempatnya berlaga di F2, ajang balap setingkat di bawah F1. Musim lalu, Sean bisa dibilang kurang beruntung karena banyak mengalami masalah selepas empat seri pertama.
Alhasil, Sean pun cuma finis di posisi ke-15 dengan 29 poin. Tidak ada perbaikan dari posisi finis di musim 2017 meski secara torehan poin, Sean meningkat dari sebelumnya 17 poin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu Sean pun memanfaatkan betul sesi tes pramusim sebanyak dua kali di awal tahun untuk persiapan menjelang musim yang baru. Pada tes pertama di Jerez, 26-28 Februari, Sean tak hanya meraih hasil positif untuk qualifying run (simulasi kualifikasi) namun juga race run (simulasi lomba).
Secara konsisten Sean mampu menembus 10 Besar dengan selisih waktu kompetitif terhadap pebalap tercepat. Hasil ini jelas memberikan kepercayaan besar bagi Sean, mengingat tes pramusim bisa jadi cerminan hasil ketika musim telah bergulir.
Pada tahun-tahun sebelumnya Sean senantiasa terlempar dari 10 Besar baik di kualifikasi maupun balapan. Lalu tes kedua dihelat di sirkuit Catalunya, Barcelona, 5-7 Maret kemarin. Hasil tes Sean menunjukkan pola yang sama dan dia mampu mempertahankannya.
Karakter sirkuit yang berbeda tak membuat Sean kehilangan sentuhan gaya balapnya. Pada tes di Catalunya tersebut Sean mengulangi pencapaian sama seperti di Jerez, qualifying dan race run-nya konsisten ada di 10 Besar.
Baca juga: Prema Kontrak Sean Gelael Lagi Musim Depan |
"Ini modal bagus bagi saya. Biasanya saya selalu kesulitan ketika melakukan qualy run pada tes pramusim dan dampaknya terasa begitu musim berjalan. Sekarang saya merasakan sesuatu yang berbeda, di mana mobil terasa sudah menyatu dengan saya sehingga ujung-ujungnya saya mampu membuat lap time yang kompetitif," ujar Sean dalam rilis kepada detiksport.
Dengan hasil kualifikasi yang bagus, Sean meyakini dia bisa bertarung untuk memperebutkan poin dan bahkan naik podium. Seperti musim lalu saat dia start dari posisi 12 dan nyaris menang sebelum finis di posisi dua di Monte Carlo, Monako.
Selain itu, Sean juga mencatat kemajuan dari hasil simulasi balap (race run). Pebalap berusia 22 tahun itu mampu mencatat rata-rata waktu kompetitif pada dua hari terakhir tes di Barcelona. Bahkan, di sesi hari kedua, Sean menorehkan waktu rata-rata race run terbaik dengan mengungguli beberapa pebalap senior yang menjadi favorit juara musim ini, seperti Nyck De Vries, Luca Ghiotto, dan Sergio Sette Camara.
Untuk pertama kalinya pula Sean tidak berpindah tim di musim ini. Kondisi tersebut akan membuat Sean lebih mengenal karakter tim dan diyakini bakal membuatnya lebih baik. Dia akan ditemani anak dari Michael Schumacher, Mick Schumacher, sebagai rekan setim.
Hasil Tes Jerez
(10 Best Time)
1. Mick Schumacher (PREMA Racing) 1:24.028
2. Jack Aitken (Campos Racing) 1:24.240
3. Louis Deletraz (Carlin) 1:24.247
4. Nicholas Latifi (DAMS) 1:24.294
5. Nyck de Vries (ART Grand Prix) 1:24.357
6. Dorian Boccolacci (Campos Racing) 1:24.401
7. Giuliano Alesi (Trident) 1:24.401
8. Luca Ghiotto (UNI Virtuosi) 1:24.516
9. Sean Gelael (PREMA Racing) 1:24.528
10. Richard Verschoor (MP Motorsport) 1:24.638
Hasil Tes Catalunya
(10 Best Time)
1. Nyck de Vries (ART Grand Prix) 1:27.024
2. Luca Ghiotto (UNI Virtuosi) 1:27.263
3. Louis Deletraz (Carlin) 1:27.421
4. Guanyu Zhou (UNI Virtuosi) 1:27.454
5. Nobuharu Matsushita (Carlin) 1:27.585
6. Nikita Mazepin (ART Grand Prix) 1:27.731
7. Jack Aitken (Campos Racing) 1:27.731
8. Sergio Sette Camara (DAMS) 1:27.821
9. Sean Gelael (PREMA Racing) 1:27.959
10. Ralph Boschung (Trident) 1:27.960
(mrp/nds)