Pelatnas angkat besi putri timpang. Dalam waktu sebulan, PABBSI ditinggal pelatih dan juga dua atlet andalannya, yaitu Supeni (pelatih) serta Sri Wahyuni dan Acchedya Jagaddhita.
Yuni lebih dulu keluar karena ingin fokus mengurus keluarga barunya dan dia tengah mengandung anak pertama. Tak lama, Acchedya mundur. Dia gagal tes doping di kejuaraan yang berlangsung di Thailand. Kemudian menyusul ibunya, Supeni, yang selama ini menjadi pelatih nasional angkat besi putri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski ditinggal, pelatih kepala nasional angkat besi Dirdja Wihardja, meyakini program jalan terus dan tak terganggu. Saat ini, pelatnas angkat besi difokuskan menuju Kejuaraan Asia Angkat Besi Senior di Ningbao, China, April 2019.
"Yang jelas ini tinggal beberapa atlet tapi tidak ada masalah. Kami, tim, sudah diskusi, program juga tetap jalan sambil menunggu pelatih baru datang," kata Dirdja kepada detikSport, Minggu (25/3/2019).
Di Kejuaraan Asia tersebut, PABBSI akan mengirim sembilan atlet terdiri dari lima putra dan empat putri. Mereka adalah Eko Yuli Irawan, Deni, Triyatno, Muhammad Yasin, Erwin Rahmat Abdullah, Syarah Anggraini, Nurul Akmal, dan dua atlet junior Windy Cantika Aisyah, serta Rizka Nur Amanda.
Kepada Windy dan Rizka diharapkan bisa bersaing di ajang pengambilan poin Olimpiade.
"Windy dan Rizka ini yang akan turun di kelas 49 kg menggantikan Acchedya. Angkatan total mereka sudah lumayan tapi saya tak bisa sebut angkanya. Yang jelas di China nanti bersaing. Kami juga ingin yang muda ini jam terbangnya ada, semoga tambah kuota juga," ujar Dirdja menjelaskan.
Ditambahkan Dirdja, saat ini dirinya hanya tinggal memastikan whereabouts form (formulir keberadaan) milik Rizka sudah diterima panitia penyelenggara kejuaraan atau belum.
"Sedangkan Syarah akan kembali ke kelas 55 kg. Kami sudah rapat dengan tim lalu atletnya juga lebih nyaman dan maksimal di kelas tersebut. Jadi kami jalan," dia menambahkan.
"Target tim kami untuk semua bukan pelatih baru atau apa. Kami cuma harap koordinasi dengan pelatih baru harus lebih baik," Dirdja menegaskan.











































