Alfian Juara Panjat Tebing di Chongqing, Pelatih Akui Belum Sepenuhnya Puas

Alfian Juara Panjat Tebing di Chongqing, Pelatih Akui Belum Sepenuhnya Puas

Mercy Raya - Sport
Sabtu, 27 Apr 2019 15:50 WIB
Alfian M Fajri Juara di Piala Dunia Panjat Tebing nomor speed di Chongqing. (Foto: Humas FPTI)
Jakarta - Pelatih tim nasional panjat tebing Hendra Basyir belum puas dengan raihan di Piala Dunia IFSC seri Chongqing, kendati satu atletnya meraih emas.

Indonesia mengirimkan sejumlah atletnya ke Piala Dunia Panjat Tebing IFSC, Chongqing, China, Jumat (26/4/2019). Di antaranya juara dunia putri Aries Susanti Rahayu, lalu Aspar Jaelolo, Nurul Iqamah, dan Fatchur Roji.

Namun keempat atlet yang diandalkan ini mendapatkan hasil kurang memuaskan. Justru Alfian M. Fajri di luar dugaan memberi persembahan gelar juara di seri ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Aries mulanya digadang-gadang menjadi juara nomor kecepatan putri, tapi gagal setelah kalah cepat dari pemanjat asal Prancis, Anouck Jaubert, dengan selisih waktu 0,02 detik. Spiderwomen Indonesia itu membukukan waktu 7,429 detik, sedangkan Jaubert 7,400 detik.

Atlet putri lainnya, Nurul, juga gagal di babak perdelapanfinal melawan atlet Polandia Aleksandra Rudzinska. Nurul mencatatkan waktu 8,724 detik sementara Rudzinska lebih cepat, dengan catatan waktu 7,742 detik.

Gelar juara nomor kecepatan putri pada akhirnya diraih atlet asal China, YiLing Song, dengan catatan 7,673 detik. Medali perak diraih Aleksandra Rudzinska (Polandia) dan medali perunggu direbut Luliia Kaplina (Rusia).

Di kategori putra, Aspar kalah di babak perempatfinal dari atlet Ukraina Kostiantyn Pavlenko pada nomor kecepatan putra. Aspar sempat terpeleset sehingga catatan waktunya hanya 6,286 detik. Pavlenko unggul 0,1 detik dengan membukukan waktu 6,130 detik.




Di perempatfinal, Pavlenko lantas menumbangkan atlet Indonesia lainnya, Fatchur, yang sempat unggul di start namun terpeleset di tengah lintasan. Pavlenko tuntas dengan catatan 5,997 detik, sementara Fatchur membukukan 7,518 detik.

Indonesia pada akhirnya mengamankan gelar lewat Alfian, mengalahkan Pavlenko di partai puncak. Alfian mencatatkan waktu 5,961 detik di babak final, unggul dari rivalnya yang mencatatkan 6,310 detik.

Hendra mensyukuri kemenangan Alfian. Tapi jika melihat hasil keseluruhan tim, dia mengakui perlu ada perbaikan-perbaikan.

"Memang secara hasil kami Alhamdullilah untuk putranya kita bisa juara dunia. Cuma kalau bicara overall perfoma atlet, kami belumlah maksimal," kata Hendra seperti dalam rilis yang diterima detikSport, Sabtu (27/4/2019).

"Dalam arti fokus latihan harus dibagi antara speed, lead, dan boulder. Tapi tentu ini bukan hal yang mudah juga bagi para atlet," dia menjelaskan.




Ke depannya, Hendra berharap keunggulan di nomor kecepatan bisa dipertahankan. Di saat yang sama, dia ingin bisa memangkas jarak di nomor lead dan boulder.

"Seperti kejuaraan dunia di Moscow beberapa waktu lalu target kali ini memang mempertahankan keunggulan di speed, sekaligus meminimalisir margin dari kelemahan di lead dan boulder," harapnya. (mcy/raw)

Hide Ads