Kudus Relay Marathon bergulir 25 Agustus di Kudus, Jawa Tengah. Liliyana memutuskan untuk ambil bagian.
"Dulu pernah ikut tapi yang kategori 5K. Itu enggak hanya lari, tapi banyak kegiatan sampingan lain, foto-foto, ngobrol, dan lainnya. Dulu itu, saya ikut fun-fun saja, bahkan saya sampai disalip dua kali. Saya jadi mikir, 'Ini saya yang lari mundur atau dia yang kecepatan'," kata Liliyana mengenang pengalaman di ajang serupa dua tahun lalu.
Kini, mumpung masih tiga bulan menjelang Kudus Relay Marathon, Liliyana memaksimalkan persiapan. Dia akan mengasah kaki-kakinya untuk berlari jarak jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Niat itu menjadi penting karena kalau enggak niat susah apalagi saya dari dulu tak suka lari, paling lebih pilih sepeda statis. Olahraga lari itu tidak ada dalam pilihan. Tapi karena ini lari di pedesaan jadi lebih asyik," dia menjelaskan.
"Makanya, paling ikut-ikut saja, masa disiksa lagi. Kalau orang Jawa itu bilang udah ampe emoh. Tapi kalau ikut kategori 5K masih bisa lah. Kami kan biasa fisik lebih berat lagi. Makanya, saya bilang kembali lagi ke niat," katanya kemudian tertawa.
"Biasa berat aktivitas berat kalau berhenti badan terasa enggak enak dan untuk kesehatan juga. Jadi kalau sudah berhenti jangan langsung berhenti total karena buat kesehatan tak bagus," peraih medali emas Asian Games 2018 itu menambahkan.
(fem/fem)