Zohri menjadi pilar utama lari jarak pendek Indonesia. Dia tak berhenti membuat kejutan sejak menjadi juara Asia junior 2018. Menjadi juara dunia, sprinter asal Lombok Utara itu kemudian menjadi juara dunia di kelompok umur U-20, juga naik level dengan mulus. Buktinya, bersama tiga sprinter Indonesia lain, Fadlin, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara, meraih medali perak Asian Games 2018 Jakarta serta mencatatkan rekor nasional 38,77 detik.
Zohri melanjutkan dengan sukses mengantongi tiket Olimpiade 2020 Tokyo. Di nomor estafet, tempat di olimpiade memang belum diraih, namun tengah berada dalam trek yang tepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eni berharap situasi itu tak berlanjut. Tapi, dia mewanti-wanti agar skuat Timnas estafet 4x100 meter putra, Adi Ramli Siddiq, Eko Rimbawan, Bayu Kertanegara, Joko Kuncoro Adi, dan Mochammad Bisma Diwa Abina, tak melulu bergantung dengan Zohri.
"Kami tim pelatih juga bilang jangan tergantung dengan dia. Jadi kalian harus berusaha seperti dia bagusnya," kata Eni ketika ditemui di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Jumat (31/5/2019).
"Memang pengaruhnya besar ada Zohri dalam tim, tapi jangan tergantung. Karena, sebenarnya mereka punya kemampuan itu," ujarnya lagi.
Menurut Eni, setiap atlet memiliki keunggulannya masing-masing. Tinggal bagaimana mereka memaksimalkan kelebihannya.
"Kalau Zohri memang ada serabut putihnya yang lebih banyak. Ya, genetik lah itu (makanya larinya cepat). Cuma, pelari lainnya ini kan kadang-kadang untuk memperbaiki teknik sudah bilang enggak bisa, aduh ini bagaimana? Tapi sekarang sudah lebih baik," Eni menjelaskan.
"Kami juga memotivasi mereka dengan cara memberi tahu soal progres latihan yang dilakukan. Misalnya, kamu latihan catatan waktunya segini, harusnya bisa lebih lagi, jadi dia paham. Selain itu, harus berpikir positif karena semua terjadi karena apa yang kita pikirkan," dia menambahkan.
Simak Juga "Tekad Zohri Jadi Atlet Hingga Lolos Olimpiade 2020":
(mcy/fem)