Memiliki bakat berlari saja tidak cukup untuk menjadi seorang juara rupanya. Sebab, tampil dalam kompetisi resmi, si atlet harus memiliki sepatu. Dan memiliki sepatu, yang biasa-biasa saja bukan sepatu dengan pool khusus untuk berlari di atas lintasan tartan, menjadi masalah besar bagi Zohri.
Beruntung bagi Zohri, gurunya di SMP Pamenang, yang menemukan bakatnya, juga bersedia meminjami sepatu. Itu khusus dipakai saat perlombaan. Dalam latihan sehari-hari, Zohri berlatih tanpa alas kaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya enggak tahu sepatu pertama saya saat latihan lari itu apa. Pertama kali dibelikan oleh kakak saya di pasar," kata Zohri dalam wawancara dengan detikSport.
"Kalau dulu sih sama bu Rosida saya pakai sepatu sekolah itu, tapi kan kalau di pantai enggak pakai sepatu. Iya enggak pakai sepatu, kaki biasa," kata Zohri.
Sekarang, jika menilik uang tabungannya, Zohri sudah mampu membeli sepatu sendiri. Dia bisa dengan leluasa memilih sepatu seusai dengan kebutuhan.
![]() |
"Alhamdullilah saya bisa beli sepatu sendiri sekarang, enggak perlu menyusahkan kakak saya dan keluarga saya. Uang tabungan sudah Rp 1,5 miliar," ujar Zohri.
Selain tabungan berupa uang, Zohri juga memiliki empat rumah. Keempatnya didapatkan dari lintasan lari.
"Zohri sekarang punya empat rumah. Di wilayah kampung saya, salah satunya dikasih Mendagri. Dulu bagus, tapi sempat diguncang gempa. Sekarang sedang dalam tahap renovasi. Yang rumah dari almarhum bapak dan ibu diperbaiki TNI," kata Zohri.