.webp)
Bhayangkara tiba-tiba memutuskan untuk bermarkas di Stadion Madya, kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan. Markas dia sebelumnya, Stadion PTIK, Jakarta Selatan, sedang direnovasi untuk memenuhi standar yang ditetapkan PT LIB.
Keputusan itu berdampak pada pelatnas atletik yang sudah bertahun-tahun berlatih di sana. Mereka mengalah pindah tempat ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK) karena menilai PPK GBK membutuhkan anggaran untuk perawatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, mulai besok, kami latihan di SUGBK. Tapi, kan tetap harus solusi lain karena menggunakan Stadion Utama tidak bisa setiap hari, terkadang pagi saja, sore saja," kata Sekretaris Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung, saat ditemui di Kawasan FX Sudirman, Senayan, Rabu (3/7/2019).
"Selain itu, memindahkan peralatan tidak mudah. Kami mempertandingkan 46 nomor, latihan tidak bisa diubah-ubah. ini bukan seperti pelajaran olahraga di SMA, misal latihan hari sekali sepekan sekali," dia melanjutkan.
Tigor menyayangkan situasi ini apalagi atletik juga dipatok berprestasi di SEA Games 2019 dan lolos kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo. Selain itu, Stadion Madya juga sudah lama digunakan sebagai markas atletik sejak puluhan tahun lalu.
Hanya memang, pada 2016, Stadion Madya direnovasi untuk Asian Games, sehingga Lalu Muhammad Zohri dkk pindah sementara ke beberapa tempat, seperti Stadion Atletik Rawamangun, Stadion Atletik Pakansari, Bogor, Pangalengan, Bandung, dan Bali.
"Kami sudah melakukan semuanya, pembicaraan dengan Kemenpora, PPK GBK jadi tunggu saja. Artinya tolong dipikirkan supaya latihan kami ini juga lancar. Sebab, bagaimana pun ini akan mempengaruhi program dan psikologis atlet," dia menjelaskan.
"Selain itu, pindah-pindah tempat latihan juga menganggu kenyamanan atlet. Harusnya mereka sudah tidak memikirkan macam-macam lagi. Jadi ini cukup memprihatinkan juga karena mengganggu program kami," Tigor menambahkan.
Tonton Video Gemerlap Malam Stadion Utama GBK:
 |
(mcy/fem)
