Pelatnas atletik harus meninggalkan Stadion Madya mulai pekan ini. Stadion yang sudah digunakan untuk pelatnas atletik selama bertahun-tahun itu dijadikan markas tim sepakbola Liga 1, Bhayangkara FC.
Lalu Muhammad Zohri dkk, yang menggunakan venue itu secara gratis berkat kerja sama Kemenpora dan Pusat Pengelola Kompleks GBK, pun harus mencari tempat lain untuk berlatih. Untuk sementara, Zohri dkk mendapatkan pengganti berlatih di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ada rencana seperti itu, makanya pekan depan kami akan undang PPK GBK, Setneg, PB PASI, dan beberapa induk cabor lain, karena terus terang GBK rohnya untuk olahrga. Bawasannya GBK sudah berbadan hukum Badan Layanan Umum atau cari komersial (keuntungan) itu iya, tapi perlu diingat GBK hadir karena olahraga," kata Gatot kepada detikSport, Kamis (4/7/2019).
"Kami akan mencari solusi bagaimana mekanismenya? Jangan sampai inti kegiatannya bukan premier lagi. Selain itu, mengenai tidak semua cabor diundang karena tidak semua induk cabang home basenya di sana. Balap sepeda kan tak di sana, lalu jetski, jadi tak ada relevansinya kalau diundang," dia menjelaskan.
Gatot optimistis PPK GBK akan mengerti kondisinya. Namun, dia juga tak bisa berspekulasi soal win-win solution yang akan diambil.
"Kita lihat saja nanti, wong duduk bareng saja belum. Intinya jangan sampai ada kasus-kasus seperti ini lagi dan saya yakin PPK GBK akan mengerti," kata dia.
"Tapi, yang pasti PB PASI dan yang lainnya hanya sebagai tenant, user. Aturan yang buat adalah GBK, jika sekarang bisa digunakan sepakbola alhamdullilah, artinya multifungsi. Sebab, selama ini bola hanya di SUGBK dan ongkosnya beda. Ya, poinnya, kami akan duduk bareng dan bicarakan ini dari hati ke hati," ujar mantan Deputi IV Kemenpora ini.
Tonton video PT BPH Minta PTUN Batalkan Sertifikat Hak Pakai Stadion BMW:
(mcy/fem)