Pelatnas Mulai Besok, Voli Putra Belum Punya Pelatih

Pelatnas Mulai Besok, Voli Putra Belum Punya Pelatih

Mercy Raya - Sport
Sabtu, 06 Jul 2019 16:15 WIB
Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/Dwi Prasetyo/mos/18
Jakarta - Pemusatan latihan voli indoor resmi dimulai besok. Tapi, sampai kini Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) kesulitan mendapatkan pelatih asing untuk tim putra.

Voli indoor menggeber pelatnas menuju SEA Games 2019 di Padepokan Voli di Sentul, Jawa Barat, mulai Minggu (7/7/2019). Sebanyak 18 pemain putri dan 18 pemain putra untuk mengisi seleksi tahap pertama itu.

Untuk Timnas putri, kursi pelatih utama diserahkan kepada Oktavian yang bekerja bersama Walfidrus Wahyu Telagasari dan Niko Dwi Purwanto sebagai asisten pelatih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Timnas voli putra, posisi pelatih utama masih kosong. Sementara itu, asisten pelatih diisi Joni Sugiyatno dan Pascal Wilmar.


Perwakilan bidang Pembinaan Prestasi PP PBVSI, Loudry Maspaitella, saat ini PBVSI sedang mencari pelatih yang tepat. Loudry telah menyerahkan sederet kriteria pelatih ideal untuk menangani Timnas putra. Kriteria itu demi tercapainya target medali emas di SEA Games 2019 Filipina.

"Pelatih asing yang dituju kan rencananya dari Korea. Kriteria lain secara teknis kami meminta yang usianya sekitar 40-45 tahun, minimal level 1 internasional, dan pernah pegang timnas minimal junior atau profesionalnya. Nah, PBVSI lah nanti beliau yang meneruskan ke federasi voli Korea seperti apa," kata Loudry kepada detikSport, Sabtu (6/7/2019).

Mantan pemain Timnas voli ini mengatakan sejatinya tak memahami detail apa yang menjadi kesulitan federasi mencari pelatih yang diinginkan. Namun, dia membayangkan pelatih Korea memiliki banyak pertimbangan, khususnya soal finansial yang tak cocok.

"Bayangan saya, misalnya federasi lokal sana mencari pasti banyak pertimbangan, misalnya bisa enggak dengan pemain Indonesia, cocok tidak dengan program pelatihannya, gajinya berapa. Misalnya, gaji dari kit Rp 10 juta, tapi di Korea mereka bisa mendapat Rp 30 juta, pasti pilih di sana. Apalagi, standar harga di Korea kan tinggi, sudah begitu kami minta yanh profesional, sementara rata-raya gaji mereka capai Rp 100-300 juta, pemainnya 4 ribu Dollar AS. Ya, siapa tahu seperti itu," dia menjelaskan.

"Ya, ini larinya kembali ke anggaran Kemenpora terhadap cabor voli. Kami ini masuk cluster tiga otomatis terkait besaran anggaran yang diterima sekitar Rp 5-7 miliar. Sekarang voli dibagi dua nomor besaran indoor dan pantai, lalu ada putra dan putri, indoor saja orangnya banyak. Kalau ada subsidi dari PP PBVSI seberapa sih mereka mampu menambahnya?" dia menambahkan.

"Yang jelas kami ingin secepatnya ada pelatih asing datang karena kami berpacu dengan waktu juga. Untuk saat ini, mau tak mau memang dilatih dengan asisten pelatih sudah ada yang ditunjuk resmi. Yaitu Joni Sugiatno dan Pascal Wilamar (pelatih Bank Sumsel)," ujar Loudry.




(mcy/fem)

Hide Ads