Maria tampil di Stadion Atletik Pakansari, Cibinong, Bogor, Rabu (7/8/2019). Ini adalah penampilan keduanya, setelah akhir pekan lalu dia turun di lompat jauh dan mengantongi medali emas.
Di nomor lompat jangkit, dia menghadapi empat pelompat dari Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Kalimantan Barat. Dari enam kali percobaan lompatan, hanya dua lompatan jangkitnya yang dianggap sah oleh juri. Dari dua itu, dia membukukan lompatan terbaiknya 13,27 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bersyukur karena sudah bisa lompat segitu. Apalagi terakhir kali lompat itu saat SEA Games 2017, tadi itu cuma berpikir bagaimana supaya awalannya baik. Sebab, lompat jangkit dan lompat jauh itu beda. Lompat jangkit itu ada tiga tahapannya hop-step-jump, itu yang bikin jadi lebih berat," kata Maria usai lomba.
Bagi Maria, kembali melakoni lompatan jangkit merupakan perdana sejak SEA Games 2017 Malaysia. Maria menepi dua tahun karena trauma dengan cedera yang dialaminya belakangan.
Tak mengherankan, persiapan menuju Kejurnas tahun ini pun hanya dia lakukan secara intens selama dua bulan. Selebihnya, dia lebih fokus ke lompat jauh.
"Saya turun lagi di nomor ini keputusan pribadi karena menurut saya lompat jangkit menunjang prestasi saya di lompat jauh. Jadi kakinya lebih seimbang karena lompat jauh tumpunya di kanan, sementara lompat jangkit tumpunya di kaki kiri," dia menjelaskan.
Maria juga mengatakan saat ini kepercayaan dirinya semakin besar untuk kembali turun di nomor lompat jangkit. Di Malaysia, dia hanay berhasil melompat 13, 52 meter.
"Tentu semakin percaya diri karena setelah tanding masih diberi sehat dan enggak ada keluhan, itu yang membuat saya tambah yakin," ujar dia.
"Sekarang pun trauma takut cedera lagi juga sudah memudar. Artinya semakin berani dibandingkan kemarin saat latihan saya masih merasa takut. Saat latihan saja saya tidak pernah ambil awalan full karena tidak berani, paling lompat jangkit terbaiknya kena 12,6 meter," Maria melanjutkan.
(mcy/fem)