Tiga bulan menjelang SEA Games 2019 Filipina, induk cabang olahraga dikejutkan dengan munculnya surat pernyataan dari KOI. Pengurus Besar/Pengurus Pusat federasi cabang olahraga wajib mengikuti menandatangani surat pernyataan tak akan menggugat penetapan cabor yang akan menjadi kontingen Indonesia di SEA Games 2019 di atas kertas bermaterai senilai Rp 6.000.
Erick mengakui adanya penyebaran surat tersebut tapi bukan dengan tujuan lain selain pemenuhan administrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Isinya lebih administrasi, bukan kami lebih mengerti. Sama halnya dengan saya (basket) dan Hary Tanoesoedibjo (ketua induk cabor biliar), pasti kami lebih mengerti. Siapa atlet yang bagus, yang cocok untuk mewakili dibandingkan dengan KOI atau Kemenpora," kata Erick di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Senin (19/8/2019).
"Sama Timnas basket saat ini sudah seleksi hampir dua kali dan itu yang memilih pasti pelatihnya. Pelatihnya lebih mengerti dan sudah mahal-mahal direkrut dari Serbia misalnya," ujar dia.
Untuk itu, sampai kini, Erick menambahkan, diskusi soal berapa jumlah cabor yang dikirim, berikut kontingen Indonesia, masih dalam proses antara Kemenpora, KOI, dan induk cabor.
"Sebab yang mengerti kan cabor tapi prosesnya tetap dari Kemenpora dan KOI. Kemarin saat Asian Games langsung dipimpin dan alhamdullilah selesai, supaya jangan sampai nanti ada masalah-masalah," dia menjelaskan.
"Mohon maaf kami tak ingin lah olahraga terjebak di kasus-kasus hukum terus. Kami harus jauh-jauh dari kasus hukum," Erick menambahkan.
Untuk mengawasi itu juga, pelatnas cabor juga kini tengah disoroti oleh tim Monitoring dan Evaluasi dari KOI. Rencananya, dari 52 cabang olahraga yang dipertandingkan hanya 40-an cabor yang dikirim.
"Saya rasa SEA Games ini masih menjadi sebuah event yang ditunggu-tunggu di Asia Tenggara. Memang kebiasaan masing-masing tuan rumah mengeluarkan olahraga baru dan unggulannya. Tapi dengan kesuksesan Asian Games dan persiapan menuju Olimpiade 2020 pasti akan memberikan atlet yang terbaik untuk SEA Games ini," kata bos Mahaka Group ini.
(mcy/fem)