PON XX resmi dilangsungkan di Papua, 20 Oktober sampai 2 November 2020. Tuan rumah sedang bergelut dengan finansial untuk menyelesaikan sejumlah venue dan peralatan pertandingan.
kemenpora dan KONI menawarkan pemangkasan cabang olahraga, dari 47 menjadi sekitar 37. Kemenpora dan KONI mengklaim telah mengusulkan cabor yang dipertahankan dan dikepras. Kini, keputusan ada di tangan tuan rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena PON sudah diputuskan tetap di Papua dengan mengurangi cabor-cabor yang dipertandingkan maka ini yang sedang kami lakukan penyesuaian-penyesuaian," kata Menpora Imam Nahrawi ketika ditemui di Gedung Komisi X MPR-DPR, Senayan, Senin (2/9/2019).
"Artinya, belum ada kata final jadi semua masih dinamis. Saya terus terang harus minta pertimbangan provinsi daerah Papua, dalam hal ini PB PON, dan kembali melaporkan sebelum rapat kabinet," ujar menteri asal Bangkalan ini.
Kemenpora masih menunggu surat jawaban dari PB PON tentang keputusan cabor, menyusul sudah diterimanya usulan Kemenpora dan KONI terkait draf 37 cabor.
"Belum (ada surat jawaban dari Papua). Dari Kemenpora dan KONI juga belum masuk ke saya sampai sekarang. Jadi yang muncul perlu dipertanyakan keabsahannya karena saya diberi waktu untuk melihat nanti cabor-cabor apa, nomor pertandingan apa sesuai dengan ketersedian venue," dia menjelaskan.
Meski demikian, Imam menjanjikan akan memutuskannya dengan cepat mengingat waktu terus bergulir.
"Secepat mungkin. Namanya koordinasi harus terus dilakukan karena PB PON perlu kami dengar juga," katanya.
Dia juga sekaligus mempertegas bahwa cabor-cabor yang sebelumnya muncul di permukaan belum lah pasti. Sebelumnya sempat muncul selebaran 15 cabang olahraga yang dipangkas.
"Yang muncul ke permukaan belum dikonsultasikan ke saya. Makanya, sabar sebentar sampai tunggu putusan terakhir usulan sampai rapat kabinet," kata politisi PKB berusia 46 tahun itu.
(mcy/fem)