PON Olahraga Tradisional itu dilangsungkan mulai 26-27 Oktober di Stadion Sultan Agung (SSA). Nantinya, peserta dari 24 provinsi akan tampil dalam lima cabang olahraga (cabor) tradisional yang dilombakan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis, menjelaskan PON Olahraga Tradisional itu baru pertama kali digelar di Bantul. Kemenpora yang menunjuk Bantul sebagai tuan rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk pesertanya berasal dari 24 provinsi, jadi setiap provinsi mengirimkan 20 peserta, sedangkan untuk cabor yang dilombakan ada lima, yakni hadang atau gobag sodor, dagongan, egrang, sumpitan (tulup) dan terompah panjang atau balapan menggunakan bakiak," ujarnya saat ditemui di komplek Kantor Bupati Bantul, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Rabu (23/10/2019).
Helmi menyebut ajang itu menyasar peserta muda. Sebab, tujuan PON Olahraga Tradisional itu untuk mengenalkan dan melestarikan olahraga tradisional kepada generasi muda.
"Karena tujuannya pekan olahraga tradisional ini memang untuk nguri-nguri kabudayan (melestarikan kebudayaan) lewat permainan tradisional. Jadi pesertanya besok dari kalangan pelajar SMA dan mahasiswa," ujar Helmi.
Helmi optimistis pesta olahraga tradisional itu berdampak kepada peningkatan perekonomian di Kabupaten Bantul.
"Akan banyak pecinta olahraga dan masyarakat yang hadir saat pekan olahraga tradisional, dan kami harap mereka akan membelanjakan uang sakunya di Bantul. Karena di Bantul memiliki banyak tempat rekreasi dan kuliner yang sayang dilewatkan," kata Helmi.
Sama seperti persaingan di olahraga prestasi, peserta harus melewati babak penyisihan di hari pertama, kemudian hari kedua akan mempertandingkan babak final. Tak hanya melombakan lima cabor tersebut, nantinya juga akan ada hiburan berupa kesenian tradisional, elektone, tari-tarian tradisional dan penampilan band yang membawakan lagu-lagu Koes Plus.
(fem/fem)