Di nomor taolu, Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) menurunkan enam pewushu, yaitu Bobie Valentinus Gunawan, Edgar Xavier Marvelo, Seraf Naro Siregar, Harris Horatius, Bobie Valentinus Gunawan untuk putra dan satu atlet putri Alexandra Calista Setiawan.
Pemerintah mematok target dua emas dari wushu pada disiplin taolu. Nomor itu dianggap berpeluang untuk mendapatkan emas dan direspons positif dengan mengantongi dua keping emas. Dua emas itu didapatkan dari Edgar di nomor gabungan taolu daolu/gunshu dan dari nomor duilian beregu putra Seraf Naro Siregar dan Harris Horatius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia sebenarnya berpeluang meraih medali emas di hari pertama melalui Edgar. Tapi, Edgar yang tampil apik di nomor changquan, mendapatkan pemotongan nilai dari juri, sehingga terlempar ke peringkat keempat.
"Kami cukup puas walau di hari pertama kami kecewa. Emas yang harusnya diperoleh Edgar pada hari pertama tapi penilaian dewan juri (beda). Ada pemotongan nilai yang harusnya tak dilakukan. Tetapi poin itu juga yang tak bisa kami protes," kata Novita.
"Pada pertandingan Edgar di hari terakhir juga berat karena kami mendapat kabar ayah Edgar meninggal. Ini sangat berat bagi kami. Tapi alhamdullilah Edgar betul-betul the real champion. Dia bisa mengatasi keadaan ini dengan baik," dia menjelaskan.
"Namun begitu, melihat penampilan keseluruhan taolu kami puas. Kami dibebankan dua emas dan kami sudah penuhi itu," dia menambahkan.
Novita sekaligus menilai penampilan dua atlet mudanya, Naro dan Calista. Keduanya masih berusia 18 tahun dan SEA Games 2019 Filipina adalah multiajang olahraga perdana bagi mereka.
"Ini karena multievent pertama bagi mereka jadi gugupnya masih tinggi. Kami maklumi kok. Pasti ke depannya kami akan push supaya lebih baik lagi. Kalau Edgar dan Harris kan sudah beda mentalnya," ujar dia.
Wushu Indonesia berpeluang menambah medali dari nomor tarung atau sanda. PB WI menurunkan enam atlet.
Dari nomor tarung itu, wushu Indonesia meraih tiga perak dan dua perunggu.
(mcy/fem)