Hal ini lah yang tampak dari Media Press Center (MPC) SEA Games 2019. detikSport yang meliput multiajang olahraga terbesar di Asia Tenggara itu melihat secara langsung kondisi di dalam MPC, khususnya di kawasan Clark City.
Terkejut karena ruangan yang digunakan sebagai media center cukup besar dan dibagi menjadi beberapa ruangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, khusus untuk penulis, media center dilengkapi dengan puluhan komputer di atas meja serta kursi yang dibuat berbaris. Di bagian depan meja, terdapat tiga layar besar, dengan panggung kecil, serta mimbar. Terkait langsung dengan pekerjaan wartawan fasilitas internet yang tersedia cukup bagus dan cepat.
![]() |
Di dalam ruangan itu, juga terdapat fasilitas mess hall area yang dilengkapi kursi, meja, dan sofa. Sejatinya MPC yang ditawarkan panitia penyelenggara tak jauh berbeda dengan MPC yang pernah dibuat Indonesia pada saat Asian Games 2018.
Ketika itu, Indonesia menyulap Jakarta Convention Center sebagai main press center, sebagai tempat seluruh aktifitas para pewarta.
Sementara untuk relaksasi, atlet yang lelah bisa menggunakan jasa tukang pijat yang sudah disediakan panitia. Sementara, pijat yang disediakan panpel Filipina hanya kursi pijat.
![]() |
Cluster Coordinator Broadcast anda Media PHISGOC, Hugh Lester Zafra, mengatakan MPC terdiri dari beberapa fasilitas yang dapat mendukung seluruh kinerja atlet. Tidak hanya media center untuk jurnalis tapi juga bisa akses yang memungkinkan untuk melaporkan kepada negaranya masing-masing.
"Kami punya ruang untuk broadcast untuk mengakomodir seluruh pertandingan dan venue. Juga untuk foto," kata Zafra ketika ditemui detikSport, Rabu (4/12/2019).
"Untuk fasilitas kami punya lounge dan pantry, kemudian toilet, serta fasilitas broadcast yang dibagi untuk masing-masing negara," dia menambahkan.
Sampai kini sudah ada sekitar 5 ribu media yang terdaftar baik itu internasional maupun media lokal dari tuan rumah. "Tapi jumlah itu bukan hanya di sini saja, juga di Manila. Kami juga tidak punya angka pasti sebab banyak media yang datang ke sini kemudian pergi ke Manila. Begitu pun sebaliknya," paparnya.
![]() |
Sebelum SEA Games resmi dibuka, sejumlah media sempat memberitakan kondisi penyelenggara yang belum siap, terutama untuk fasilitas media di Manila. Salah satu contohnya adalah media center untuk sepakbola dan angkat besi yang dijadikan satu oleh sejumlah media dari Indonesia.
"Ya, ya saya mendengar itu. Seperti salah ID atau ada akreditasi yang tertukar tapi kami terus menyiapkannya agar lebih baik lagi. Sampai di acara pembukaan kami berusaha untuk memberikan yang terbaik. Apalagi, MPC ini tidak hanya untuk SEA Games saja, tapi nanti ada ASEAN Para Games pada Januari 2020," tutut Zafre.
(mcy/mrp)