Sejarah Brompton, Sepeda Mahal yang Diselundupkan Direksi Garuda

Sejarah Brompton, Sepeda Mahal yang Diselundupkan Direksi Garuda

Adhi Prasetya - Sport
Jumat, 06 Des 2019 15:27 WIB
Brompton menjadi sepeda lipat idola para jutawan. Foto: Matthew Lloyd/Getty Images

Produksi 50 Ribu Sepeda Setahun


Meski hanya mendapat 30 pesanan, Ritchie justru membuat 50 sepeda lipat. Ia berharap akan ada 20 orang lainnya yang mungkin tertarik membeli sepeda lipat buatannya. Benar saja, setelah 18 bulan, pembuatan sepeda selesai dan semuanya laku terjual.

Pada awal 1980-an, Ritchie mendapatkan dana dari investor sebesar 8 ribu Pound. Dalam kurun waktu 2 tahun, ia pun memproduksi 500 sepeda. Saat itu, ia hanya memiliki seorang pegawai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, untuk memperlancar produksinya, ia mulai mencari para pemberi dana besar. Meski saat itu bisnis sepeda sedang lesu, Ritchie bisa meyakinkan Julian Vereker, pendiri Naim Audio, untuk mengucurkan dana 40 ribu Pound. Ditambah dana dari ayahnya dan rekan-rekannya, Ritchie berhasil mengumpulkan sekitar 50 ribu Pound. Sejak itu, Brompton mulai lepas landas.

Produksi dengan kondisi yang layak baru dimulai tahun 1988 di wilayah Brentford, London. Ritchie menyebut perusahaannya kala itu tak pernah memiliki stok sepeda.



Penampakan Brompton yang diselundupkan lewat pesawat Garuda IndonesiaPenampakan Brompton yang diselundupkan lewat pesawat Garuda Indonesia Foto: Agung Pambudhy

"Semua sepeda lipat yang dibuat selalu terjual. Bahkan kami sudah untung sejak hari pertama," ujar Ritchie pada Guardian, di tahun 2005.

Di tahun itu pula Ritchie menyerahkan roda perusahaan pada William Butler-Adams, yang menjabat sebagai CEO sampai sekarang. Meski begitu, Ritchie masih menjadi pemegang saham.

Saat ini, pabrik Brompton sudah pindah ke wilayah Greenford, London dan mampu memproduksi 50 ribu sepeda lipat per tahunnya. 80 persen di antaranya diekspor keluar Inggris, dan telah dipakai di 47 negara, salah satunya Indonesia.

Untuk menjaga kualitas, Brompton sampai saat ini hanya memiliki pabrik di London dan dibuat dengan tangan. Hal ini pula yang membuat harganya cukup tinggi dan bergengsi di kalangan pecinta sepeda lipat.

(adp/cas)

Hide Ads