Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar Kontingen Indonesia finis dua besar di SEA Games 2019. Merespons harapan tersebut, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) merevisi target, dari semula 45 emas menjadi minimal 60 emas.
Jumlah medali hitungan KOI dan Kemenpora itu dinilai tak masuk akal oleh Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia, Djoko Pekik Irianto. Sebelum SEA Games berlangsung, dia menyatakan untuk memenuhi target tersebut Indonesia setidak harus memborong 85 emas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mampukah Indonesia finis sebagai runner-up dengan sisa 100 emas yang diperebutkan dan saat ini tercecer di urutan keempat?
"Pertama kita bangga kontingen Indonesia meraih medali melebihi yang ditargetkan. Kita semua bangsa Indonesia berdoa mudah-mudahan bisa memenuhi target runner-up seperti harapan bapak Presiden," kata Djoko yang dihubungi detikSport, Senin (9/12/2019).
"Raihan emas kita memang belum aman untuk bisa finis di posisi kedua, seperti yang pernah saya sampaikan pada awal SEA Games, untuk bisa menjadi runner-up, kita membutuhkan sekitar 85 emas," dia menjelaskan.
Djoko bilang, Vietnam dan Thailand memang jago di cabang olahraga bela diri, yang cabang olahraganya, dimainkan di hari-hari terakhir. Termasuk, pencak silat. Selain itu, kedua negara itu, serta Singapura bisa mencuri emas lebih banyak dari renang yang menawarkan 39 emas.
Simak Video "Djoko Pekik, Pelukis Senior Yogyakarta yang Pernah Dibui"
[Gambas:Video 20detik]