5 Emas Atletik di SEA Games, PASI: Puas Enggak Puas

5 Emas Atletik di SEA Games, PASI: Puas Enggak Puas

Mercy Raya - Sport
Rabu, 11 Des 2019 11:54 WIB
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Clark - Pengurus Besar Persatuan Atletik Indonesia (PB PASI) puas meraih lima medali emas di SEA Games 2019 Filipina. PASI antara puas enggak puas.

PASI mengirimkan 35 atlet putra dan putri di SEA Games yang berlangsung di Filipina mulai 30 November sampai 11 Desember. Hasilnya, lima emas diraih melalui atlet senior.

Lima emas itu dipersembahkan oleh nomor lompat jauh putra dan putri, yakni Sapwaturrahman dan Maria Natalia Londa, lari gawang 100 meter putri Emilia Nova, maraton putra Agus Prayogo, dan 20 km jalan cepat putra Hendro Yap. Selain lima emas, atletik menutup SEA Games dengan perolehan enam perak dan lima perunggu. Itu menempatkan Indonesia di urutan kelima perolehan medali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibandingkan hasil dua tahun lalu, jumlah emas yang ditorehkan tak berubah. Hanya komposisi atletnya yang berubah. Dua peluang emas yang harusnya bisa dipertahankan Eki Febri Ekawati di tolak peluru putri dan Atjong Tio Purwanto lepas. Dua emas itu diganti melalui Emilia dan Sapwaturrahman.

Di SEA Games itu, Atjong tak sedang dalam kondisi maksimal. Atjong tengah pemulihan setelah dibekap cedera kaki kiri. Sementara, Eki salah perhitungan kekuatan lawan.


"Kalau dalam arti sesuai dengan kekuatan kita saya puas, tapi dibandingkan dengan negara lain, ya kami belum puas. Begitu pun soal target sudah pas, enggak lebih dan tak kurang," kata Sekretaris Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung, ketika ditemui di Stadion Atleltik, New Clark City, Clark, Selasa (10/12/2019).

"Ya, memang kadang-kadang hal yang tak terduga bisa terjadi. Atletik kan cabang olahraga terukur. Atjong Tio misalnya, sekalipun dia juara bertahan tapi dalam kondisi tak prima enggak akan juara," dia menjelaskan.

"Waktu Kejuaraan Asia di Doha tak bisa bertanding karena cedera. Ya, cedera itu bagian dari game yang harus dihindari. Tapi jika tak bisa perlu dirawat secara serius dan ini perlu kerja sama dari atletnya juga," katanya.

"Begitu pun Eki Febri. Thailand yang menjadi lawanya ini sebenarnya masih lebih baik Eki personal best-nya. Cuma dua tahun lalu dia juga tak top perfoma, sementara Eki bisa mencuri di tolakan awal dan tinggi lemparannya. Sekarang, Thailand ini top perfoma," dia menambahkan.

Tigor menilai di SEA Games 2019 itu menunjukkan persaingan atletik tak lagi didominasi Thailand. Justru Vietnam dan Filipina yang menunjukkan perkembangan pesat. Makanya, PASI harus pandai-pandai membuat strategi, salah satu yang utama menggenjot regenerasi.

"Jadi evaluasi hasil akhir ini ya kami mesti banyak melakukan strategi-strategi baru. Sebenarnya distribusi medali sudah merata dan tak lagi didominasi Thailand seperti dulu, tapi Vietnam dan Filipina juga sudah mulai baik, menyamai Thailand. Justru kita dengan Malaysia yang agak tertinggal, enggak sampai dua digit medali emasnya tapi memang perlu diperbaiki," dia menambahkan.

"Dalam arti penerapan strategi antara lain menyiapkan regenerasi baru dalam dua tahun ke depan. Jadi konsepnya adalah seperti segitiga. Senior hanya beberapa saja sementara sisanya merupakan atlet-atlet muda. Jadi, tak hanya bergantung pada satu atlet saja, harus punya banyak stok, supaya kalau satunya cedera pelapis keduanya bisa turun," ujar Tigor.

"Jadi kuncinya regenerasi saya. Kami gembira debutan-debutan sepertiOdektaElvinaNaibaho,BinsarHalomoan Edwin,Agustina Manik, mereka ada menunjukkan hasil yang baik meski belum meraih medali emas. Nah, ini yang harus diperbanyak untuk ke depannya. Sebab, saya belum lihat evaluasi secara menyeluruh, tapi sedang dibuat dari negara-negara Vietnam, Thailand, dan Filipina berapa atlet muda mereka yang meraih medali emas. Kami mesti pelajari dan tak boleh ketinggalan," da berharap.


Simak Video "Video: Penampakan Pusat Pelatihan Atletik di Bandung yang Diresmikan Luhut"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads