Usai mengantongi dua emas, dua perak, dan empat perunggu di SEA Games 2019, Perpani meliburkan pepanah nasional sampai awal tahun 2020. Setelah itu, barulah mereka berfokus menggeber persiapan ke Olimpiade Tokyo mulai 24 Juli sampai 9 Agustus 2020.
Menuju pesta olahraga terakbar di dunia itu, Perpani menyusun rancangan anggaran yang diajukan kepada Kemenpora pada bulan lalu. Mereka menyodorkan proposal dengan rincian dana yang dibutuhkan sekitar Rp 17,5 miliar. Nominal itu untuk membiayai sekitar 12 pepanah putra dan putri. Selain itu, dana disiapkan untuk rencana try in ke Korea Selatan dan try out ke Shanghai, termasuk mengikuti kualifikasi Olimpiade, Berlin 2020 Hyundai Archery World Cup, di Berlin, pada 21-28 Juni 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah ajukan anggaran pelatnas Kemenpora. Harapan kami paling lambat Januari sudah jalan. Tapi kami belum dapat kabar lagi dari sana (kemenpora) dengan pelatnas itu," kata Sekretaris Jenderal Perpani, Rizal Bamadi, di Kantor PPK GBK, Senayan, Senin (23/12/2019).
Hingga saat ini, Perpani memastikan dua tiket ke Olimpiade di nomor recurve perorangan putra dan perorangan putri. Sementara itu, untuk nama yang dikirim mereka belum menentukan.
"Kami akan seleksi atlet. Atlet SEA Games kemarin tetap mengisi pelatnas tapi tak menutup kemungkinan atlet baru juga ada. Kami akan panggil atlet di daerah yang menonjol. Jadi kemungkinan kuota pelatnas 200 persen dari yg kami butuhkan. Putra enam putri enam," dia menjelaskan.
"Sebab, Juni ini masih ada perebutan tiket beregu lagi di World Archery 2020 di Berlin. Kami harus semaksimal mungkin untuk mendapatkan tiket tersebut," ujarnya.
(mcy/fem)