Peringkat Tak Masuk, Judo Tunggu Wild Card Olimpiade 2020

Peringkat Tak Masuk, Judo Tunggu Wild Card Olimpiade 2020

Mercy Raya - Sport
Selasa, 28 Jan 2020 20:30 WIB
judo
Foto: Mercy Raya/detikSport
Jakarta -

Pengurus Besar Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI) realistis menghadapi Olimpiade 2020 Tokyo. Mereka menunggu wild card dari Internasional Judo Federation (IJF).

Kualifikasi olimpiade 2020 untuk cabang olahraga judo digelar sejak tahun lalu. Dalam aturannya, IJF menyediakan kuota untuk 386 atlet lolos Olimpiade Tokyo. Setiap NOC dapat memasukkan maksimal 14 judoka (satu di setiap divisi).

Tuan rumah sudah menempatkan 14 wakilnya di setiap kelas yang dipertandingkan, sedangkan 20 kuota disediakan NOC melalui undangan komisi Tripartite. Sisanya, setiap judoka harus menjalani proses kualifikasi dan harus lolos peringkat dunia 18 dunia baik putra dan putri. Batas limit kualifikasi 25 Mei 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PJSI mengakui secara ranking atletnya tidak bisa memenuhi kualifikasi Olimpiade. Untuk itu, dia berharap atletnya bisa dikirim melalui wild card.

"Harus jujur secara ranking atlet kami masih jauh untuk bisa main di Olimpiade. Tapi harapannya jika diberi kuota kami akan coba kirim atlet terbaik," kata Sekretaris Jenderal PB PJSI, Bachtiar Utomo, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

ADVERTISEMENT

"Nanti ini akan diundi siapa tahu kita ada keberuntungan. Tidak boleh pesimistis juga," dia menegaskan.

Andai mendapat wild card, PJSI mengaku telah menyiapkan kandidat atlet yang akan dipilih yaitu Anny Pandini. Dia merupakan Sersan II dan sudah biasa menyumbangkan medali emas di SEA Games. Termasuk di SEA Games Filipina 2019 di kelas -57 kg.

"Untuk putra masih jauh sekali ya. Iksan Apriyadi walau sudah dua kali menyumbang medali emas SEA Games nomor 73 kg tapi secara prestasi Asia belum," dia menjelaskan.

Persiapan lain, PJSI juga akan mengirimkan atletnya mengikuti beberapa uji coba internasional untuk menempa atletnya. Meski pelatnas baru dimulai April 2020.

"Kalau ada event-event internasional kami akan akan lihat mana yang paling memungkinkan. Intinya PB tidak takut mengeluarkan anggaran. Tapi, ini kan kami menunggu panitia IJF juga soal keputusan siapa yang diberi wild card," ujar dia.

Di sisi lain, PJSI juga tengah melakukan percepatan prestasi judo Indonesia dengan mendatangkan pelatih-pelatih dari Jepang, tepatnya Kodokan Institute lewat program seminar ASEAN Jita Kyoei.

Mereka akan memberikan seminar dan kepelatihan kepada pelatih-pelatih nasional, pengurus provinsi, hingga level klub. Kegiatan dilakukan mulai Rabu (29/1/2020) sampai sepekan ke depan.

"Harapan kami dengan kerja sama ini tentu pelatih dan atlet kita tidak hanya mampu bersaing di Asia Tenggara, tapi Asia, bahkan Olimpiade 2024 Prancis," dia berharap.




(mcy/fem)

Hide Ads