Bob Hasan, 'Si Gila dan Tukang Kayu' Pencinta Atletik Sampai Akhir Hayat

Bob Hasan, 'Si Gila dan Tukang Kayu' Pencinta Atletik Sampai Akhir Hayat

Mercy Raya - Sport
Selasa, 31 Mar 2020 19:35 WIB
Ketua Umum PB PASI Bob Hasan. file/detikFoto.
Bob Hasan, 'Si Gila dan Tukang Kayu' pecinta atletik sampai akhir hayat. (Foto: detikcom/Rengga Sancaya)
Jakarta -

Mohamad Hasan atau yang karib disapa Bob Hasan bukan sekadar pengusaha perkayuan yang ingin numpang nama mentereng di balik nama federasi atletik Indonesia. Dia dinilai ketua paling loyal dan mencintai atletik bahkan sampai akhir hayatnya.

Bob, 89 tahun, merupakan pengusaha yang salah satunya bergerak di bidang perkayuan. Selama menjadi juragan kayu, dia juga bekerja di kepengurusan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) pusat di bagian dana era kepemimpinan Sayidiman Suryohadiprojo.

Dia bertugas untuk mencari dana karena dia tahu olahraga Indonesia apalagi atletik cukup sulit untuk mengembangkan diri. Pada 1978, Bob pun menggantikan Sayidiman sebagai Ketua Umum PB PASI hingga sekarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa perubahan dilakukannya ketika menjabat sebagai ketua umum. Dari mulai pelatnas jangka panjang hingga membentuk komisi medis untuk atletik, yang terdiri dari dokter hingga psikolog.

Bob Hasan, 'Si Gila dan Tukang Kayu' Pecinta Atletik Sampai Akhir HayatFoto: dok. Istimewa

"Saya ingat betul waktu saya mengenal PB PASI tahun 1985/86, PB PASI sudah memiliki komisi medis dan itu lengkap. Medis ini tak sekadar bekerja sambilan tapi memang difokuskan untuk atletik kita. Dia sudah berpikir sejauh itu padahal masih tahun 1980-an," Sekretaris Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung, menceritakan kepada detikSport, Selasa (31/3/2020).

ADVERTISEMENT

"Dia juga termasuk ketua yang tak pernah menjadikan atletik sebagai proyek misalnya menuju SEA Games, Asian Games, tapi dia terus membina supaya bibit-bibitnya terjadi. Dan itu lah yang dia lakukan hingga sekarang," sambungnya.

Pengabdian Bob memang bukan hanya itu saja kepada atletik. Ingat betul bagaimana dia memperjuangkan Stadion Madya yang berada di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) menjadi homebase atlet-atlet atletik.

Padahal stadion itu sebelumnya merupakan arena judi balap anjing. Kemudian dia berhasil meminta kepada pemerintah era Soeharto untuk mengelola Stadion Madya sebagai stadion atletik pada 1983.

Dalam periode yang sama, Bob juga mengajukan Indonesia sebagai tuan rumah Kejuaraan Asia Atletik 1985 dan untuk kali pertama itu berhasil digelar di tanah air.

"Padahal kita saat itu belum memiliki stadion berstandar internasional. Di Stadion madya masih banyak bangkai anjing istilahnya, kemudian dia renovasi diubah menjadi stadion megah, dan memenuhi syarat. Sejak itu pula Stadion Madya menjadi stadion atletik sampai sekarang," katanya.

Seiring dengan perubahan-perubahan yang dilakukan Bob, dia pun sukses menciptakan berbagai atlet berprestasi mulai dari Suryo Agung, Dedeh Erawati, Rini Budiarti, Maria Natalia Londa, Emilia Nova, hingga Lalu Muhammad Zohri, pelari tercepat Asia Tenggara yang kini mendunia.

Bob Hasan, 'Si Gila dan Tukang Kayu' Pecinta Atletik Sampai Akhir HayatFoto: Rifkianto Nugroho

"Dia (Bob Hasan) bisa menjadi orang yang menempatkan diri. Di banyak kesempatan dia mendengar masukan, tapi di saat tertentu dia bisa memutuskan sendiri. Tapi kalau saya lihat keputusan dia jauh di depan penglihatan kita," kata Tigor.

Tak mengherankan nama Bob Hasan tak pernah tergantikan sampai empat dekade. "Karena memang tak ada yang bisa menggantikan sosok Bob di dalam atletik. Butuh 'orang gila' yang benar-benar mencintai dan loyal kepada atletik. Bukan hanya loyal kepada atlet, dia juga sabar, mau prestasi di atas bawah dia tak kemana-mana. Di sana terus," tuturnya.

Kini Bob Hasan telah berpulang setelah berjuang tidak hanya menghidupkan atletik tapi juga penyakit kanker yang selama ini menggerogotinya. Namun, dia meninggalkan warisan atlet-atlet berpotensi dan menitipkan pesan terakhirnya.

"Yang pasti dia inginkan PB PASI maju terus, dan jangan sampai terbengkalai terutama atlet-atletnya," kata Tigor.


Hide Ads