Penyelenggara: Olimpiade 2020 Belum Tentu Bisa Digelar

Penyelenggara: Olimpiade 2020 Belum Tentu Bisa Digelar

Okdwitya Karina Sari - Sport
Sabtu, 11 Apr 2020 00:03 WIB
Japanese Government And IOC Agree To Postpone Olympic Games
TOKYO, JAPAN - MARCH 25: A man passes an advert for the Tokyo 2020 Olympics on March 25, 2020 in Tokyo, Japan. Following yesterdays announcement that the Tokyo 2020 Olympics will be postponed to 2021 because of the ongoing Covid-19 coronavirus pandemic, IOC officials have said they hope to confirm a new Olympics date as soon as possible. (Photo by Carl Court/Getty Images)
Foto: Carl Court/Getty Images
Tokyo -

Akibat pandemi virus corona, Olimpiade Tokyo 2020 mesti diundur sampai tahun depan. Namun, CEO Panitia Penyelenggara Toshiro Muto meragukan event bisa digelar.

Olimpiade 2020 mestinya dilangsungkan pada 24 Juli sampai 9 Agustus mendatang. Akan tetapi, sehubungan dengan virus corona yang masih menyebar di seluruh penjuru dunia IOC (Komite Olimpiade Internasional) memutuskan bahwa kejuaraan multicabang tersebut ditunda menjadi 23 Juli 2021.

Penundaan selama setahun memunculkan harapan bahwa ada waktu yang cukup untuk mengendalikan krisis kesehatan ini. Meski begitu, Muto memperingatkan bahwa menggelar Olimpiade pada 2021 masih terlalu ambisius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak berpikir siapapun akan bisa mengatakan apakah situasi ini bisa dikendalikan pada Juli berikutnya atau tidak. Kami sudah pasti tidak dalam posisi untuk memberikan jawaban yang pasti kepada Anda," Muto mengungkapkan dikutip Metro.

"Kami sudah memuat keputusan untuk menunda kejuaraan selama setahun. Jadi ini artinya semua yang bisa kami lakukan adalah bekerja keras untuk mempersiapkan kejuaraan ini."

ADVERTISEMENT

"Kami sepenuhnya berharap bahwa tahun depan umat manusia akan mampu mengatasi krisis virus corona ini."

Panitia Penyelenggara enggan memikirkan mengenai rencana cadangan seandainya Olimpiade masih belum bisa dilangsungkan pada tahun depan.

"Daripada memikirkan tentang rencana alternatifnya, umat manusia mesti bersama-sama dengan teknologi dan kebijaksanaan yang ada untuk bekerja keras sehingga perawatan, obat, dan vaksin bisa dikembangkan," Muto menambahkan.




(rin/raw)

Hide Ads