Mengulik Persiapan Lifter Eko Yuli Irawan Menuju Olimpiade ke-4

Mengulik Persiapan Lifter Eko Yuli Irawan Menuju Olimpiade ke-4

Mercy Raya - Sport
Selasa, 05 Mei 2020 04:39 WIB
Eko Yuli Irawan menyegel medali emas dari angkat besi di kelas 61 kg putra SEA Games 2019 Filipina, Senin (2/12).
Eko Yuli Irawan menceritakan persiapannya menuju Olimpiade Tokyo 2020. (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

Lifter kawakan, Eko Yuli Irawan, melakukan persiapan panjang menuju Olimpiade Tokyo 2020 tahun depan. Atlet yang menatap Olimpiade keempatnya itu menceritakannya.

Olimpiade 2020 telah ditunda ke tahun depan akibat pandemi COVID-19, membuat para atlet termasuk Eko melakukan penyesuaian program latihan. Berikut petikan wawancara dengan Eko, Senin (4/5//2020), dalam sambungan telepon:

detikSport (D) : Bagaimana aktivitas latihan Eko menuju Olimpiade tahun depan?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eko Yuli (E) : Masih normal tapi di rumah. Mungkin karena sudah berkeluarga, kalau harus di mess kayaknya tak mungkin. Jadi minta dispensasi latihan di rumah. Lagipula di rumah juga ada alat jadi bisa tetap normal latihan. Tapi teman-teman junior tinggal di Kwini.


D: Kapan dispensasi latihan di rumah mulai berlaku

ADVERTISEMENT

E: Sebenarnya sebelum pembatasan skala berskala besar. Sebelumnya, saya masih bisa bolak-balik seminggu sekali. Tapi setelah psbb, saya, manajer (Alamsyah Wijaya), dan Waketum PABSI (Djoko Pramono) membicarakan hal tersebut.


D: Apakah permintaan dispensasi karena ada kekhawatiran dengan keluarga di tengah pandemi virus corona?

E: Pasti lah. Daripada kami yang isolasi di mess, lebih baik di rumah, bersama istri dan keluarga. Apalagi kondisi mau puasa begini. Meskipun dari Jakarta-Bekasi dalam kondisi psbb masih aman, asal satu mobil dua orang, masih bisa cuma lebih menjaga. Takutnya kami yang bolak-balik malah menyebabkan yang di rumah macem-macem tak enak. Jadi lebih baik tinggal di rumah.

Sebenarnya kami sudah melakukan upaya pensterilan diri. Seperti kami berangkat pakai mobil sendiri, turun mobil langsung menerapkan protokol yang disarankan pemerintah, masuk ruangan.

Jadi saya minta izin di rumah selain karena puasa juga Olimpiade kan mundur setahun. Akhirnya diberi dispensasi khususnya yang berkeluarga. Jadi saya dan Triyatno yang boleh latihan di rumah.


D: Lantas seperti apa programnya?

E: Latihan sendiri tapi tetap koordinasi dengan di Jakarta. Karena kalau mau ditekan ketat percuma juga, pertandingan masih tahun depan. Ya, semoga pandeminya selesai dua bulan ini. Anggap saja 80 persen bisa latihan di rumah. Kalau sudah beres semua dan suasana balik normal baru bisa fokus lagi.


D: Apa yang dirasakan setelah bisa menjalankan ibadah puasa di rumah, setelah hampir sebelumnya sulit karena terbentur turnamen?

E: Alhamdullilah lah. Bisa kumpul dengan anak istri, latihan di rumah juga, jadi bisa lebih enjoy. Cuma bedanya, biasanya bisa keliling, ini tidak bisa. Stay di rumah.


D: Eko, pernah mengalami sakit tifus saat di rumah. Itu kalau tak salah buat persiapan Asian Games 2018. Nah, bagaimana dengan Olimpiade?

E: Iya, dulu awalnya karena dehidrasi dan akan tes event. Cuacanya juga musim hujan, sementara kami ketat persiapannya sauna terus, badan akhirnya terlalu ngedrop. Setelah terpakai tanding, tenaga terkuras dan daya tahan menurun. Awalnya, gejala dan saya tak mau dirawat. Pilih di rumah dulu tapi ternyata tak pulih-pulih, akhirnya ke rumah sakit, ya sudah dirawat saja.


D: Bagaimana menjaganya agar tak terulang?

E: Normal kok mbak. Makan ya makan saja. Istri masak sendiri setiap hari, mungkin jika tak ada pssb biasanya makan di luar, apalagi puasa kan ada bukber dan sebagainya.


D: Bagaimana cara menjaga badan setahun ini?

E: Sebenarnya gampang saja di angkat besi. Tak terlalu pusing. Kalau persiapan panjang lebih bagus. Biasanya, persiapan Olimpiade selalu mentok enam bulan, berbeda dengan SEA Games setahun.

Jadi dari sejak tiga bulan sebelum tanding sudah digeber 90-95 persen, lalu bulan lima capai target, Juni maintenance, Juli tanding. Tapi karena ini mundur maka persiapan yang sudah mencapai 90 persen ini dikurangi saja. Turun menjadi 80 persen, tiga bulan kemudian baru naik 90 persen, syukur-syukur akhir tahun target tercapai, jadi Januari hingga Juli tinggal menjaga kondisi saja.


D: Jadwal pertandingan tahun depan cukup padat ada Olimpiade, PON, dan SEA Games. Apakah Eko ikut ketiganya?

E: Tetap ketiganya saya turun. SEA Games tinggal melihat seleksi, kalau seleksinya melihat di Olimpiade langsung jalan, kalau lihat di PON langsung jalan, tergantung medalinya apa. Saya cuma bersaing dengan Muhammad Fathir, tinggal lihat hasil seleksi siapa yang diturunkan.


D: Apakah waktunya cukup ideal, meskipun jadwalnya padat?

E: Biasanya begitu. Olimpiade Juli awal, PON September yang lalu, masih ada dua bulan persiapan masih cukup.

Tinggal lihat saja latihan sama Fathir. Tak perlu menang telak, menang sekilo sudah cukup kok untuk PON saja. Lalu masih punya satu bulan menuju SEA Games, tinggal melihat tanggalnya saja.


D: Tahun depan ada Islamic Solidarity Games (ISG)?

E: Nah, kalau ISG dulu kemudian Olimpiade, ya nanti bagi-bagi lah.

Mungkin pelapis kedua saja yang berangkat sana. Jadi sekalian buat mengetes melawan senior yang atlet muslim. Sementara kami mungkin ada Kejuaraan Asia, mengganti tahun ini yang tertunda.

Setelah itu, fokus ke Olimpiadenya. Jadi Kejuaraan Asia, Olimpiade, PON, dan SEA Games. Saya tidak ikut Kejuaraan Asia tak ikut tak apa sebenarnya masih bisa lolos (Olimpiade), cuma takut dibilang sombong, hahaha. Ya, melihat ke depan saja. Kalau bisa turun, kalau tak bisa tak apa. Tinggal hitung-hitungan poin peringkat delapan.


D: Tapi masih butuh uji coba?

E: Harusnya. Makanya, minimal pertandingan Kejuaraan Asia. Harusnya kan tahun ini ada tapi karena wabah ditunda. Tak harus cari juara tak apa, yang penting cari pemanasan buat tanding. Karena tahun ini mau tak mau setop tak ada pertandingan lagi.

Pertandingan terakhir saat di Iran, Februari lalu. Jadi minimal buat pemanasan atau mengetes mental tanding. Tapi tak terpaku juara Asia, melainkan pemanasan buat Olimpiadenya. Jika angkatannya mumpuni, tekniknya sudah bagus, potensinya emas, kenapa enggak? Tapi intinya untuk mental tanding pemanasan Olimpiadenya ada.


D: Ini Olimpiade keempat untuk Eko. Apakah optimistis bisa pecah telur apalagi persiapannya satu tahun?

E: Betul. Sama saja kita dikasih persiapan jangka panjang. Di sisi lain, negara lain juga sama. Jadi bukan berarti menguntungkan kami. Tahun ini sebenarnya agak mepet tapi mau tak mau harus siap. Namanya bertanding harus siap, berapa bulan target tercapai walau berat, tapi dengan adanya mundurnya ini bisa lebih sedikit bernapas lah untuk mencapai target itu.

Tadinya per bulan harus ada kenaikan berapa persen, sekarang hanya beberapa persen saja setiap bulannya. Umpama ada kenaikan lima kg setiap bulannya untuk totalnya. Kalau sekarang bisa diambil dua bulan untuk total segitu. Jadi lebih panjang waktunya dan kami bisa terhindar cedera.



Simak Video "Rizki Juniansyah Minta Pemda Perhatikan Atlet: Jangan Tiba di RI Baru Disambut"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads