Setelah memulangkan para atlet pada Maret lalu, National Paralympic Committee (NPC) Indonesia kini tengah menggelar pemusatan latihan nasional (pelatnas) jarak jauh. Beberapa persoalan teknis, seperti akses komunikasi, ikut menjadi kendala.
Pelatnas jarak jauh yang dimulai 2 Juni 2020 kemarin disambut baik para atlet karena latihan mereka dapat tetap diawasi. Dalam setiap latihan, atlet diarahkan langsung oleh pelatih lewat aplikasi WhatsApp, Zoom, maupun Webex.
Namun, kendala komunikasi dialami beberapa atlet yang tinggal di daerah pedesaan. Untuk mendapatkan sinyal mereka pun harus pergi ke kota terlebih dahulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Latihan kita pantau secara langsung lewat aplikasi. Tapi beberapa atlet yang tidak ada sinyal, mereka latihan dengan memvideokan sendiri. Lalu mereka ke kota untuk mengirimkan video," kata Wakil Sekjen NPC Indonesia Rima Ferdianto.
Rima memastikan hal tersebut hanya terjadi pada 10 persen atlet. Selebihnya dapat menjalani pelatnas secara daring dengan lancar.
"Mereka punya asisten sekarang, ada keluarganya, tetangganya yang memvideokan. Awalnya memang belum terbiasa, tapi kami arahkan," ujarnya.
Terkait lokasi latihan, Rima mengatakan atlet dipersilakan mencari lapangan yang tepat. Selain itu harus dipastikan aman, sehingga tidak tertular COVID-19.
Baca juga: ASEAN Para Games 2020 Resmi Dibatalkan |
"Karena atlet ini aset negara. Mereka yang mengibarkan bendera merah putih di kancah internasional. Jadi atlet ini kita jaga betul kondisi kesehatannya," kata dia.
Adapun pelatnas ini dilakukan sebagai persiapan untuk Paralympic Tokyo Jepang pada 24 Agustus-4 September 2021. Sementara ASEAN Para Games Filipina dipastikan batal dan diganti ASEAN Para Games Hanoi Vietnam pada Desember 2021.
"Sebenarnya kita sudah diperbolehkan melakukan pelatnas terpusat, tetapi tidak mungkin semuanya dikumpulkan di Solo, karena kondisinya masih belum memungkinkan. Sementara kita lakukan jarak jauh," ujarnya.
(bai/krs)