Memulai aktivitas kembali di new normal dibutuhkan persiapan yang matang. Namun banyak masyarakat yang belum risiko di balik aktivitas selama new normal, salah satunya ketika berolahraga.
Dilansir dari laman cdc.gov, terdapat lima kriteria risiko berolahraga yang bisa dilihat oleh masyarakat untuk mencari tahu apakah jenis olahraga tersebut sudah aman atau belum. Adapun lima kriteria risikonya adalah sebagai berikut.
Lowest Risk
Risiko aktivitas berolahraga terendah. Aktivitas olahraga di dalam kriteria ini dilakukan secara sendiri atau bersama anggota keluarga lainnya. Contohnya seperti bersepeda atau fitness di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Increasing Risk
Risiko aktivitas berolahraga yang mulai meningkat. Aktivitas olahraga di dalam kriteria ini dilakukan berdasarkan satu tim dalam jumlah yang kecil dan wilayah terdekat. Contohnya pada saat latihan futsal.
More Risk
Risiko aktivitas berolahraga yang semakin meningkat. Aktivitas olahraga di dalam kriteria ini dilakukan oleh anggota tim yang berbeda dan berbeda wilayah. Contohnya pertandingan voli antaruniversitas dengan universitas lain di satu kota.
Even More Risk
Risiko aktivitas berolahraga yang signfikan. Aktivitas olahraga di dalam kriteria ini dilakukan berdasaran anggota tim dari daerah geografis lokal. Contohnya pertandingan sepakbola dalam negeri antara perwakilan provinsi Papua dan provinsi Jawa Barat.
Highest Risk
Risiko aktivitas berolahraga tertinggi. Aktivitas olahraga di dalam kriteria ini dilakukan oleh banyak orang (antar tim) dari are geografis yang berbeda. Contohnya kompetisi sepakbola eropa dan olahraga-olahraga internasional lainnya.
Senada dengan hal tersebut, Medical Marketing Manager Kalbe Nutritionals dr Adeline Devita mengatakan bahwa masyarakat dapat melihat seberapa tinggi risiko penularan virus COVID-19 dari masing-masing aktivitas olahraga yang dilakukan.
"Sebagai contoh apabila berolahraga di daerah yang menjadi zona merah, maka risiko tertular COVID-19 akan sangat tinggi apabila Anda tidak taat pada protokol kesehatan," ujar dr Adeline baru-baru ini kepada detikcom.
Lebih lanjut, dr Adeline mengungkapkan jika masyarakat patuh terhadap anjuran protokol kesehatan, maka risiko penyebaran dapat ditekan meskipun tidak menghilangkan risiko tersebut sepenuhnya. Masyarakat pun dianjurkan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan yang ada.
Terkait olahraga yang direkomendasikan selama pandemi, dilansir dari laman bicycling, bersepeda bisa menjadi aktivitas olahraga yang dilakukan secara individual. Dengan bersepeda, masyarakat juga bisa tetap menjaga jarak dengan bepergian ke tempat yang lebih terbuka dan menghindari zona berbahaya (oranye dan merah). Kemudian dr Adeline pun menyarankan agar menghindari aktivitas olahraga yang berada di tempat ramai atau kerumunan. Jika ingin melakukan olahraga dengan intensitas sedang atau tinggi sebaiknya dilakukan di rumah saja seperti home fitness.
"Home fitness merupakan olahraga yang dianjurkan saat ini karena kontak fisik atau jarak dengan orang lain menjadi lebih terhindar. apalagi berdasarkan referensi terbaru mengatakan bahwa virus Corona adalah airborne atau dapat menular melalui udara. Home fitness yang dapat dilakukan seperti mengikuti virtual yoga, sepeda statis, treadmill, senam virtual, namun jika kondisi memungkinkan dapat melakukannya di sekitar area rumah atau area yang aman (zona hijau)," jelas dr Adeline.
Nah, setelah melakukan aktivitas olahraga, ada baiknya untuk mengonsumsi camilan sehat sehingga aktivitas selanjutnya lebih bersemangat. Salah satu camilan sehat yaitu Fitbar bisa menjadi pilihan Anda dengan kandungan Australian Oats, Rice Crips, dan Cornflakes. Ketiganya merupakan sumber serat yang bebas dari kolesterol, lemak trans, dan memiliki kandungan kalori yang rendah sehingga sehat dan baik untuk tubuh.
(mul/ega)