Ketua MPR RI yang juga Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo meninjau lahan pembangunan sirkuit balap internasional di Batam. Menurutnya, sirkuit tersebut bisa digunakan untuk menggelar berbagai ajang bergengsi, mulai dari balap mobil sport, MotoGP hingga Formula 1.
"IMI juga berencana menghadirkan beberapa sirkuit balap internasional dari wilayah timur hingga barat. Setelah sirkuit internasional Sentul dan Mandalika, IMI akan membuat sirkuit internasional di Tanjung Lesung, Bali serta Batam," kata Bamsoet dalam keterangannya, Jumat (4/6/2021).
Sirkuit internasional tersebut terletak di wilayah Nongsa dan akan dibangun di lahan milik Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam), seluas 154 hektare.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai meninjau lahan pembangunan sirkuit, Ketua DPR RI ke-20 ini mengatakan lokasi Batam juga sangatlah strategis karena berdekatan dengan Singapura dan Malaysia. Selain itu, Batam juga didukung oleh infrastruktur bandara dan pelabuhan internasional serta banyaknya hotel berbintang.
"Keberadaan sirkuit internasional Batam ini akan semakin menarik wisatawan mancanegara datang ke Batam," ujar Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN ini pun optimistis keberadaan sirkuit internasional Batam mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Batam. Pemasukan terbesar PAD Batam saat ini bersumber dari pariwisata, seperti pajak tempat hiburan, hotel dan restoran.
"Realisasi pendapatan pajak restoran di Batam pada tahun 2020 mencapai sekitar Rp 61,378 miliar. Sementara, PAD Kota Batam dari hotel mencapai sekitar Rp 40,864 miliar. Jika nanti sirkuit internasional Batam sudah berfungsi, tentu PAD Batam akan meningkat tajam," tutur Bamsoet.
"Seiring banyak masuknya wisatawan lokal dan asing dari Singapura, Malaysia dan negara lainnya," tambahnya.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga menambahkan penyelenggaraan balapan motor internasional, seperti Formula 1 juga terbukti mampu mendatangkan pemasukan negara sangat besar.
Ia pun mencontohkan pendapatan Singapura sejak pertama menggelar Formula 1 pada tahun 2018, telah mencapai 168 juta dollar Singapura. Setiap tahunnya Singapura rata-rata mendapatkan 140 juta hingga 150 juta dolar Singapura dari penyelenggaraan Formula 1.
Sementara, ibu kota Azerbaijan yaitu Baku mendapatkan pemasukan mencapai US$ 506 juta selama empat tahun menyelenggarakan Formula 1. Selain itu, menurut Bamsoet animo masyarakat Indonesia menyaksikan balap Formula 1 juga sangat besar. Singapore Tourism Board (STB) menargetkan sedikitnya 5.000 penonton dari Indonesia datang menonton setiap balapan Formula 1 di Singapura.
"Sementara, jumlah penonton Formula 1 di Sirkuit Sepang Malaysia mencapai 6.000 dari sekitar 130 ribu penonton yang datang," jelas Bamsoet.
Dalam tinjauan tersebut turut ikut serta Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, Walikota Batam/Kepala BP Batam Muhammad Rudi serta Direktur Pengelolaan Lahan Ilham Eko Hartawan.
Hadir pula pengurus Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat antara lain Dewan Pembina Tinton Soeprapto, Dewan Pengawas Kombes (Pol) Syamsul Bahri, Hubungan antar Lembaga Junaedi Elvis serta Publikasi dan Media Sosial Dwi Nugroho.
(fhs/ega)