Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, tahu perjuangan Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 tidak mudah. Maka, Amali pun mengharapkan doa segenap rakyat Indonesia untuk kelancaran para atlet.
Indonesia seperti negara peserta Olimpiade lainnya harus bertanding dalam "keterbatasan" di Olimpiade ini, mengingat adanya pandemi virus corona. Bahkan event ini sempat terancam gagal karena naiknya angkat penularan Covid-19 di Tokyo karena varian delta.
Pada akhirnya Olimpiade 2020 tetap berjalan dan tidak ada satu pun penonton yang diperbolehkan untuk hadir. Ketika panitia Olimpiade sudah berupaya keras memberlakukan protokol kesehatan, masih saja ada yang "lolos".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak awal Juli, sudah tercatat lebih dari 60 kasus positif corona di lingkup Olimpiade, termasuk beberapa atlet yang harus pulang atau tidak bisa bertanding karena terpapar virus asal Wuhan, China itu.
Maka dari itu, Amali pun berpesan kepada seluruh kontingen Indonesia, khususnya 28 atlet yang turun bertanding, agar selalu patuh dengan protokol kesehatan yang ada.
![]() |
"Tentu mereka di sana harus bisa menjaga kesehatannya. Sebab, kalau sampai terkena (COVID-19) itu berarti dia tidak bisa bertanding, maka hilang kesempatan itu dan belum tentu empat tahun ke depan di Olimpiade Paris dia bisa bertanding atau terpilih sebagai kontingen Indonesia," kata Amali dalam rilis kepada detikSport.
"Jadi itu harus mereka pikirkan, mereka tidak bertanding hanya untuk dirinya, untuk keluarga, klub atau cabor, tetapi untuk 267 lebih juta lebih rakyat Indonesia. Sehingga harapan dari rakyat ini harus mereka tunjukkan dengan prestasi," sambungnya.
"Jangan pernah takut dengan negara lain. Saya sampaikan kepada mereka kalau perlu sampai habis-habisan di lapangan."
Sudah ada atlet Indonesia yang turun sedari hari pembukaan Olimpiade kemarin, seperti di cabor menembak, panahan, rowing, bulutangkis, dan angkat besi.
Sejauh ini baru lifter 19 tahun Windy Cantika Aisah yang menyumbangkan medali perunggu dari cabor angkat besi 49 kg. Amali meminta agar masyarakat Indonesia tetap mendukung serta mendoakan para atlet agar bisa berprestasi.
Menteri asal Gorontalo itu mewanti-wanti agar suporter di Tanah Air tidak mencaci-maki apabila para atlet gagal atau bermain buruk. Sebab, mayoritas yang turun di Olimpiade 2020 Tokyo ini adalah atlet muda dan itu bisa mempengaruhi mental.
"Bagi yang memberi support, support dengan baik mereka dan apapun hasilnya harus bisa kita terima. Jangan sampai kalau hasilnya tidak sesuai dengan harapan kemudian kita cemooh, kita bully dan lain sebagainya," jelasnya.
"Saya berharap masyarakat dukung, doa dan beri mereka semangat," tutup Zainudin Amali.