Kesuksesan Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih emas di Olimpiade melecut semangat atlet Paralimpiade Indonesia. Mereka berharap bisa kasih kejutan.
Greysia/Apriyani menjadi salah satu bukti Olimpiade Tokyo 2020 bisa mengejutkan. Atlet bukan unggulan, pasangan yang memulai debut 2017 ini berhasil melesat ke final dan menyabet emas ganda putri.
Keberhasilan pasangan senior-junior pun turut disaksikan oleh para atlet Indonesia yang akan berjuang di Paralimpiade Tokyo mulai 24 Agustus sampai 5 September mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Rima Ferdianto, yang menyebut atletnya terharu dengan perjuangan Greysia/Apriyani di multiajang olahraga tersebut.
"Ya, teman-teman ikut terharu, deg-degan terutama saat melihat Greysia/Apriyani. Sebab, target dari KOI (Komite Olimpiade Indonesia) saat itu belum terpenuhi sampai detik terakhir. Tapi bisa dipenuhi dengan cara yang mengagumkan lah bagi kami," kata Rima kepada detikSport, Kamis (5/8/2021).
"Kami banyak yang terharu dan menangis melihat perjuangan Greysia/Apriyani. Mereka nonunggulan, bukan seeded 1 atau 2 tapi malah bisa juara."
"Nah, ini banyak juga teman-teman yang di Paralimpiade yang lolos saja susahnya minta ampun, harus ikut kualifikasi empat tahun, mereka juga ada yang seeded 8, seeded 9, tapi melihat hasil Greysia/Apriyani itu merasa termotivasi melakukan yang sama," dia mengungkapkan.
"Jadi hasil itu melecut semangat atlet yang akan berjuang di Paralimpiade nanti karena banyak atlet kami yang juga bukan unggulan. Masing-masing jadi punya (pikiran) 'Oh, ternyata besok tak perlu pikirkan target yang penting main seperti Greysia'. Karena Greysia pernah bilang, 'Kami tak memiliki target hanya berusaha menikmati permainan setiap hari dan hanya memikirkan satu babak demi satu babak'. Itu yang ikut melecut semangat mereka."
"Semoga mereka dengan cara yang sama bisa memberikan kejutan juga," Rima mengharapkan.
Di Paralimpiade Tokyo 2020, National Paralympic Committee (NPC) Indonesia mematok target satu medali emas dari 23 wakil tujuh cabang olahraga yang lolos.
"Minimal satu emas (target NPC) karena kami punya empat juara dunia di bulutangkis seperti Hary Susanto, Dheva Anrimusthi,
Leani Ratri Oktila, dan Khalimatus Sa'diyah. Dari empat orang itu saja kemungkinan terjadi empat final apabila (kondisi) terjadi seperti single event sebelumnya," katanya.
"Tapi kami juga tidak mau membebani mereka karena takut mainnya malah di bawah perfoma. Jadi Bapak Ketum NPC (Senny Marbun) menargetkan seluruh kontingen tidak perlu lihat siapa yang dapat medali, tapi target satu emas tapi tidak melulu dari cabor bulutangkis tapi yang lain juga bisa memberi kejutan," ungkapnya.
Indonesia di Paralimpiade Rio de Janeiro hanya meraih satu medali perunggu dari atlet angkat beban, Ni Nengah Widiasih. Widi yang tampil di kelas 41 kg meraih peringkat ketiga setelah mencatakan angkatan total seberat 96 kg.
Simak Video: Daftar Atlet Paling Banyak Dibicarakan di Twitter Selama Olimpiade