Sean, Stoffel, dan Tom soal Beratnya Finis Kedua di 24 Hours of Le Mans

Sean, Stoffel, dan Tom soal Beratnya Finis Kedua di 24 Hours of Le Mans

Mohammad Resha Pratama - Sport
Selasa, 24 Agu 2021 00:05 WIB
Sean Gelael dan JOTA #28 finis kedua di 24 Hours of Le Mans pada kelas LMP2, Minggu (22/8/2021)
Sean Gelael dan tim JOTA #28 finis kedua di 24 Hours Le Mans (Nick Dungan)
Le Mans -

Sean Gelael finis kedua di balapan 24 Hours of Le Mans. Dia pun menceritakan perjuangannya bersama dua rekannya di JOTA Sports untuk menggapainya.

Bersama Stoffel Vandoorne dan Tom Blomqvist, Sean turun di kelas LMP2 pada lanjutan FIA World Endurance Championship (WEC) 2021 di Le Mans, Sabtu-Minggu, 21-22 Agustus. Bukan tugas mudah mengingat mereka cuma start dari posisi ketujuh.

Apalagi sepanjang balapan yang menguras fisik serta psikis tersebut, Sean dkk. mengalami sejumlah masalah termasuk penalti yang diberikan kepada Tom. Padahal saat itu Jota #28 sudah berhasil masuk ke posisi tiga besar setelah sempat tercecer jauh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tom mendapat penalti karena melindas garis putih sebelum memasuki pit. Penalti 90 detik dan stop-and-go diberikan juga karena Tom salah memasuki rombongan safety car. Tapi, Stoffel yang menjalani penalti tersebut.

Tapi, berkat perjuangan selama seharian penuh, Jota #28 berhasil finis posisi kedua kemarin dengan selisih sekitar 0,7 detik dari tim WRT yang jadi pemenang. Sementara posisi ketiga jadi milk Panis Racing.

ADVERTISEMENT

"Dalam kondisi itu memang penalti bisa terjadi dan itu adalah kesalahan. Tapi yang disayangkan, pengumumannya terlalu lama, sementara kami sedang menjalankan program lain," ungkap Tom dalam zoom conference dengan sejumlah media Indonesia, Senin (23/8/2021) malam WIB.

Sean Gelael dan JOTA #28 finis kedua di 24 Hours of Le Mans pada kelas LMP2, Minggu (22/8/2021)Sean Gelael dan JOTA #28 finis kedua di 24 Hours of Le Mans pada kelas LMP2, Minggu (22/8/2021) Foto: Nick Dungan

"Penalti yang berat memang dan jadi semacam setback bagi kami. Tapi kami setelah itu tetap fokus untuk recover," timpal Stoffel.

"Saat itu kami ada di posisi tiga dan terus memangkas jarak. Tapi tiba-tiba di radio masuk berita, kamu bisa nomor satu!! Wah, langsung saja saya geber habis dan terus lebih menempel lawan di depan. Dengan semua sisa kemampuan yang ada kami coba maksimal. Dan walaupun akhirnya gagal tapi kami puas. Mungkin kalau ada tambahan 1 lap lagi kami bisa menang," sambungnya.

"Di sana kami membangun chemistry dan hasilnya terlihat di Le Mans. Kami kompak dan tugas masing-masing dijalankan dengan baik, tanpa salah."

Sementara itu, Sean menurutkan persiapan mereka memang tidak mudah. Sebab dia dan kedua rekannya harus menjalani latihan berat, terutama fisik, diet sampai simulator khusus.

Apalagi bagi Sean ini adalah balapan 24 Hours of Le Mans pertamanya. Belum lagi ketiga pebalap JOTA #28 tidak punya banyak waktu istirahat sepanjang balapan.

"Tapi gak tahu nanti atau besok (apakah masih segar atau tidak). Yang pasti seminggu ini kami enjoy dulu," kata Sean.

"Pas malam hari itu memang gak gampang terutama di area gelap di Mulsanne Straight. Lampu penerangan gak ada, tapi begitu ada lampu kayak nyamperin kita dengan cepat padahal kita tetap mesti tetap fokus dalam kecepatan tinggi."

"Soal diet dan menjaga fisik, kami diberi program khusus dan menjalaninya dengan tepat. Kami hanya tidur sekitar 2,5 jam saat lagi gak geber mobil dan gak bisa tidur lebih dari itu. Soal fisik, itu bisa tetap terjaga karena asupan kami pun diawasi."

"Dan kami berterima kasih kepada para engineer, karena mereka benar-benar tidak tidur sejak sebelum hingga selama balapan," tutup Sean Gelael.


Hide Ads