Ngobrol Bareng Susi, Menpora Bicara Desain Besar Olahraga Nasional

Ngobrol Bareng Susi, Menpora Bicara Desain Besar Olahraga Nasional

Angga Laraspati - Sport
Minggu, 12 Sep 2021 23:32 WIB
Menpora Zainudin Amali
Foto: Kemenpora
Jakarta -

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menjadi bintang tamu dalam acara Susi Cek Ombak. Dalam acara itu, Amali memastikan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) mengatur terkait kesejahteraan para atlet usai menorehkan prestasi di tingkat dunia.

"Jadi bu Susi, tanggal 9 kemarin kita memperingati Hari Olahraga Nasional yang ke-38, bertepatan dengan itu bapak Presiden menandatangani Perpres tentang Desain Besar Olahraga Nasional termasuk mengatur tentang kesejahteraan para atlet," kata Amali dilansir dari situs resmi Kemenpora, Minggu (12/9/2021).

Menurut Amali, setelah adanya arahan dari Presiden Joko Widodo untuk melakukan review total ekosistem pembinaan olahraga nasional, pihaknya menyusun DBON yang mengatur persoalan olahraga mulai dari hulu sampai hilir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hulunya kebugaran masyarakat, dari masyarakat yang bugarlah kita bisa melahirkan talenta. Kalau masyarakatnya sakit-sakitan, tidak mungkin kita dapatkan talenta berprestasi," ungkapnya.

Sementara itu, menurut Amali prestasi yang diraih para atlet di event-event internasional hanya hilirnya saja atau ujungnya. Sebab, untuk menuju prestasi tersebut ada proses panjang harus dilakukan pemerintah melalui DBON.

ADVERTISEMENT

"Prestasi itu hilirnya saja, ini prosesnya panjang. Tetapi kesejahteraan mereka termasuk yang kita pikirkan, tentang sekolahnya itu juga kita pikirkan," kata Amali.

Amali mengungkapkan berdasarkan pengalaman dirinya berkeliling di Pusat Latihan Nasional (Pelatnas), ada keluhan yang kerap dilontarkan para atlet usia sekolah baik SMP maupun SMA. Sebab, mereka masih mendapatkan pelajaran reguler yang sama dengan siswi umum lainnya. Padahal, mereka harus bertanding dan latihan.

"Pak menteri, kami ini atlet tetapi kami masih diberikan pelajaran kurikulum reguler, bagaimana kami bisa fokus dan konsentrasi hari ini latihan, besok harus bertanding pasti yang satu anjlok yang satu jeblok. Makanya dalam DBON kami memikirkan ," kata Amali menirukan siswa.

Makanya, lanjut Amali, di dalam Desain Besar Olahraga Nasional pemerintah bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian BUMN, Kemendagri dan Kementerian PUPR untuk menuntaskan semua persoalan yang dihadapi para atlet selama ini.

"Sehingga tidak muncul lagi keluhan, setelah kami berprestasi mengharumkan negara dan kami terlantar," katanya.

Di samping itu, Amali juga memastikan para atlet berprestasi akan diberi kesempatan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bahkan, hal tersebut sudah dilakukan dan sekitar 300 atlet prestasi pada Asian Games 2018 lalu diangkat menjadi PNS di Kemenpora.

"Di tempat saya ada 300-an orang. Tapi bukan berarti dia harus bekerja di kantor. Dia sebagai atlet tetap menjadi atlet dan pelatih melatih untuk tetap berprestasi. Bahkan, kemarin saya berdiskusi dengan teman-teman bagaimana memikirkan pensiunnya, kalau tidak mungkin masuk PNS," ujarnya.

Amali juga mengungkapkan pihaknya akan membantu para atlet untuk menawarkan konsultan keuangan di saat mereka berprestasi dan mendapatkan banyak penghargaan dan apresiasi termasuk berupa materi

"Kita tawarkan mereka konsultan keuangan, supaya bisa memanage keuangan. Jadi tidak dihamburkan kalau tidak bisa apa-apa lagi habis juga. Tapi tetap kembali pada atlet itu, mau gak dia. Kalau dia gak mau ya sudah tidak bisa kita paksa," jelasnya.

Mendengar paparan Amali terkait DBON dan harapan untuk kesejahteraan para atlet kedepan, Susi Pudjiastuti menyampaikan apresiasi atas upaya-upaya pemerintah yang dinilai memperhatikan para atlet.

"Sekarang sudah lebih baik, congratulation. Pemerintah sekarang sangat memperhatikan itu dan kita berharap program pensiun ada, sehingga kalian tetap berprestasi, tetap bisa mempersiapkan kehidupan yang akan datang yang lebih baik," imbuh Susi.

Susi pun mengajak anak muda Indonesia untuk tidak lagi takut menjadi atlet karena sekarang sudah dijamin kesejahteraannya.

"Untuk atlet-atlet Indonesia anak muda Indonesia yang ingin terjun mengharumkan nama negeri melalui olahraga kalian tidak perlu takut lagi. Bahwa apresiasi dan security callnya untuk hidup di masa yang akan datang setelah masa bakti selesai tidak terlantar lagi. setiap anak muda Indonesia sudah boleh bercita-cita menjadi atlet," ungkap Susi.

Susi juga meminta tanggapan Amali terkait keberhasilan atlet yang berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020. Menurut Amali apa yang ditunjukkan oleh atlet paralimpiade sangat luar biasa. Karena itu, di BDON, sudah ditempat atlet paralimpiade dengan atlet olimpiade posisinya sama dan pelatnasnya di tempatkan di Solo

"Kenapa di Solo ? Karena mereka mendapat dukungan dari (UNS) Universitas Sebelas Maret) khususnya untuk sport science. Di sana juga ada RS Soeharso yang sudah didedikasikan untuk disabilitas sekaligus menjadi tempat penguatan sport science dan cedera atlet," tambahnya.

Ada hal yang menarik di program ini, saat sesi question bersama Menpora Amali.

"Lupa bawa handphone atau dompet ?" tanya Susi.

Tak pikir panjang, Amali langsung menjawab jangan sampai lupa bawa handphone.

"Karena handphone sangat penting, semua berkomunikasi di situ, mau presentase di situ," jawabnya

Acara yang dipandu mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ini juga menghadirkan narasumber atlet Paratenis meja Davis Jacobs dan atlet Panahan Aprilia Dwi Novitasari.




(ega/ega)

Hide Ads