LADI Pernah Tak Dipercaya Terlibat di Asian Games 2018

LADI Pernah Tak Dipercaya Terlibat di Asian Games 2018

Randy Prasatya - Sport
Sabtu, 23 Okt 2021 20:07 WIB
Asian Games 2018
Tim lengkap Medical and doping control OCA dgn Directur dan Wadir Medical and Doping Control Inasgoc. (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) sudah punya catatan buruk sejak beberapa tahun terakhir. LADI bahkan tak dipercaya terlibat dalam ajang Asian Games 2018.

Wakil Direktur Medical dan Doping Control Asian Games Organizing Committe (Inasgoc) dokter Wiweka mengatakan, Inasgoc memang pernah melibatkan LADI, namun hanya saat test event Asian Games 2018 saja. Itu pun hasilnya kurang memuaskan.

"Inasgoc tidak menggunakan LADI karena memang tidak profesional. Makanya, Inasgoc mengambil keputusan melakukan kerja sama dengan PWC atas pertimbangan agar pelaksanaan Asian Games 2018 sukses. Apalagi, PWC itu mendapatkan rekomendasi OCA dan Komite Olimpiade Internasional (IOC)," kata Wiweka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inasgoc akhirnya mencari jalan lain daripada harus menggandeng LADI. Professional Worldwide Control (PWC) yang merupakan lembaga swasta berkedudukan di Jerman dipercaya sebagai pelaksana kontrol doping selama Asian Games 2018.

"Tidak ada keterlibatan LADI sama sekali di Asian Games 2018. Karena, saya dan tim Medical and Doping Control Inasgoc yang merencanakan dan mengendalikan Medical and Doping Control pada saat Asian Games 2018 di bawah pengawasan pimpinan Inasgoc dan supervisi dari Medical and Doping Control Dewan Olimpiade Asia (OCA)," tegasnya.

ADVERTISEMENT

"Permintaan Zaini ditolak karena Inasgoc tidak mau terjadi penumpukan personel. Saat itu, Inasgoc hanya menggunakan personel dalam jumlah kecil karena ingin efisien dalam penggunaan anggaran. Makanya, Inasgoc menolak permintaan memasukkan semua personel LADI yang diinginkannya," jelasnya.

LADI sempat mendapat sanki dari WADA pada 2016 dan Menpora yang saat itu dijabat Imam Nahrawi, membubarkan pengurus LADI. Kemenpora kemudian membentuk pengurus baru dengan sistem bidding yang dijalankan oleh Sesmenpora. Zaini kemudian ikut bidding dan terpilih hingga SK Menpora keluar pada Januari 2017.

"LADI mendapat sanksi WADA saat perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat 2016 karena memeriksakan sampel doping ke Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah) yang tidak terakreditasi oleh WADA," Wiweka mengungkapkan.

Mantan Kepala Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo Jakarta ini juga menceritakan mengenai botol sampel urine yang digunakan saat Asian Games 2018. Sempat mendapat tawaran dari distributur yang biasa digunakan LADI, namun penawaran itu ditolak dan Inasgoc memutuskan langsung impor dari Jerman.

"Waktu itu, Inasgoc sempat ditawarkan distributor yang biasa digunakan LADI dengan harga sebesar Rp 2,5 juta per botol sample urine. Dan, kita memutuskan impor langsung dari Jerman dengan harga jauh lebih murah yakni Rp 250.000 per botol sampel urine," katanya.

Keputusan Inasgoc untuk bekerja sama dengan PWC itu juga dibenarkan Sekjen Inasgoc, Eris Herriyanto. Begitu juga dengan tidak adanya keterlibatan LADI dalam pemeriksaan doping di Asian Games 2018.

"Ya, memang LADI tidak dilibatkan. Keputusan Inasgoc bekerja sama dengan PWC untuk memastikan tidak ada masalah tentang pemeriksaan doping di Asian Games 2018. Saya juga sempat berkunjung ke laboratorium antidoping di Doha, Qatar untuk memastikan bisa menampung 1.100 sampel urine yang diambil dari Asian Games 2018," ujarnya.




(ran/ran)

Hide Ads