Pesenam Indonesia, Rifda Irfanaluthfi, mengeluarkan ganjalannya terkait penanganan cedera atlet di media sosial. Pesatuan Senam Indonesia (Persani) memberi penjelasan.
Rifda curhat mengenai penanganan cederanya sebagai atlet senam. Dia mengalami masalah pada kakinya, harus melakukan pengobatan mandiri.
"Yth Pak Joko Widodo dan Pak Zainudin Amali, mohon diperhatikan lagi penanganan cedera atletnya. Masa iya saya atlet fokus bertanding cari poin untuk tembus Olimipiade, tapi saya juga yang menjadi terapis dan masseur buat diri saya sendiri. Syaa juga yang beli alatnya," kata Rifda di akun Instagramnya.
"Minimal, Pak. Setiap bertanding event besar, mau multi event atau single event, bawa satu terapis untuk satu cabor."
"Sekali lagi mohon diperhatikan lagi ya, Pak! Karena kesehatan merupakan aset yang berharga untuk menunjang keberhasilan atlet juga, Pak. Kasihan atletinya sudah berusaha maksimal tapi kurang di-support pemerintah dari segi penanganan cederanya," kata dia menambahkan.
Respons Persani
Persani merespons curhatan itu. Lewat Ketuanya, Ita Yulianti Irawan, menampik pihaknya mengabaikan pemulihan cedera atlet.
Usai bertanding di SEA Games, PB Persani juga sempat mengadakan pertemuan bersama Rifda, orang tua, pelatih, manajer bidang prestasi, serta dokter Tim Indonesia untuk SEA Games untuk membahas kondisi Rifda serta program turnamen yang wajib diikuti demi meloloskan Rifda tampil di Paris.
"Kami tanya kemauan Rifda apa? Ia menyampaikan ingin lolos Olimpiade, yang kualifikasi pertamanya di World Championship Liverpool. Namun ada aturan baru bahwa semua atlet yang turun di Liverpool harus mengikuti turnamen kontinental. Artinya Rifda harus turun di Asia Championship Doha pada 15-18 Juni ini," kata Ita dalam rilis yang diterima detikSport.
"Pelatih saat itu juga menyampaikan akan ada konsekuensi yang harus diambil Rifda terkait kondisi cedera serta event-event yang akan diikutinya dalam rangka lolos Olimpiade. Rifda katakan tetap ingin turun di Liverpool."
Atas tekad Rifda tersebut, PB Persani meminta pendapat dokter Tim Indonesia untuk SEA Games terkait kesiapan fisik anak asuhnya bekaitan dengan cederanya. Dokter mengatakan kondisi Rifda memungkinkan tampil di Doha, dengan catatan tetap harus menjalani terapi karena selama SEA Games pun Rifda juga mendapat penanganan dari Tim Medis CdM Tim Indonesia.
Sepulang dari Vietnam, Persani juga langsung melakukan MRI untuk kembali memastikan kondisi Rifda sebelum berangkat. Hasilnya, Rifda tetap dinyatakan bisa tampil. Atas rekam medis itu, PB Persani bersama Persani DKI Jakarta pun sepakat membiayai keberangkatan Rifda dan pelatih sebagai bentuk komitmen mereka. Turut mendampingi pula Hesti, perwakilan Persani yang bertugas sebagai ITO (juri internasional) di Doha, yang juga diamanatkan membantu kebutuhan Rifda.
Persani, lanjut Ita, memang tidak membawa tim medis ke Doha. Namun, Ita mengatakan dirinya sudah berkomitmen memberikan fasilitas masseur profesional setempat untuk menangani cedera atlet 23 tahun yang baru saja menyabet 2 emas dan 1 perunggu di SEA Games 2022 Vietnam.
"Kami sudah membuatkan appointment untuk masseur yang menangani cedera Rifda selama tampil di Doha. Itu dibuat sebelum Rifda berangkat. Bahkan kami juga mengurus Rifda terapi selama di Jakarta. Mungkin ada misscommunication karena pihak kami tiba di Doha sehari setelah Rifda, sehingga setelah latihan dia merasa tidak nyaman atas cederanya hingga curhat di media sosial," terang Ita.
"Kami menyayangkan sikap Rifda yang langsung berbicara di media sosial karena komunikasi kami sebenarnya lancar, dan tidak ada keluh kesah Rifda ke kami bahwa ia merasakan sakit atau sesuatu ketika di Doha. Sebagai Ketua PB Persani, saya meminta maaf atas sikap atlet saya," kata dia menambahkan.
Atas kejadian ini, PB Persani akan memanggil Rifda dan pelatihnya sepulang dari Asia Championship di Doha. Satu sisi, kata Ita, Persani memberikan dukungan penuh kepada Rifda meraih mimpinya tampil di Olimpiade. Apalagi, ia atlet berbakat. Di sisi lain, sebagai induk organisasi mereka juga harus bersikap tegas terhadap sikap dan perbuatan yang sudah dilakukan anak-anak asuhnya.
"Saat ini kami ingin Rifda fokus dulu tampil di Asia Championship. Kami tidak ingin konsentrasinya terganggu. Kami berharap, Rifda bisa memberikan prestasinya di sana," kata Ita.
"Sepulang dari Doha, kami akan mencoba duduk dan memberikan edukasi tata cara berkomunikasi atlet karena segala sesuatu itu harus diselesaikan internal terlebih dahulu sehingga bisa mendapat informasi yang tepat serta solusi terbaik. Saya juga berharap, ke depan komunikasi antara pengurus, pelatih, serta atlet dapat berjalan lebih lancar sehingga kejadian seperti ini tak perlu terjadi," kata dia menambahkan.