Kasus hadiah pelari asing Indonesia International Marathon 2022 sudah beres. KONI Pusat bersama The Media Place (TMP) akhirnya melunasi tunggakan hadiah.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal KONI Pusat, Ade Lukman, yang menyebut persoalan telah diselesaikan pada Kamis (1/9/2022).
Sebelumnya, lomba lari Indonesia International Marathon mendadak viral lantaran pemenangnya, Jack Ahearn, mengunggah kekecewaannya kepada panitia lantaran tak menerima hadiah sesuai janji di akun Instagram resminya.
KONI Pusat sendiri sempat mengklarifikasi bahwa persoalan itu ditengarai Event Organizer The Media Place yang tidak memberikan hadiah sesuai kesepakatan yaitu Rp 150 juta. Sementara KONI sejak awal menetapkan hadiah pemenang untuk kategori asing yaitu Rp 50 juta.
Hingga akhirnya, persoalan itu ramai. Sampai-sampai menyinggung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno.
"Sudah diselesaikan, dari TMP juga melunasi. Jadi kewajiban kami sesuai yang sudah ditetapkan itu (Rp 50 juta) dan dari pihak TMP nilainya lain. Nah, mereka juga sudah menyelesaikan," kata Ade kepada detikSport.
Namun, Ade tak menjelaskan secara detail total pembagian pelunasan yang dimaksudkan, termasuk berapa jumlah pelari asing yang mendapat hadiah tersebut.
"Yang jelas, semua yang memiliki KITAS sudah kami berikan (hadiahnya). Jadi ketentuan yang KONI berikan (tetapkan) ialah Rp 50 juta (juara), Rp 35 juta (runner up), Rp 25 juta (peringkat ketiga). Kan ada permohonan dari pemenang agar diberikan sesuai dengan giant check-nya, dan sudah diselesaikan juga oleh pihak TMP."
"Intinya ini sedang dalam proses, mudah-mudahan hari ini sudah selesai semua. Yang pasti ada potongan pajak, jadi tak bulat misalnya Rp 150 juta. Pajaknya 5 persen," ujarnya.
Sementara itu, Jack Ahearn yang sebelumnya mengutarakan kekecewaannya lewat Instagram Story, juga telah memberikan klarifikasinya dalam media yang sama. "Saya ingin memberikan penjelasan tentang uang yang saya miliki. Saya menerima Rp 50 juta/Rp 150 juta dari KONI pada 24 Agustus," tulis Jack.
"Sisa Rp 100 juta bukan tanggung jawab mereka untuk memenuhi, tetapi itu tanggung jawab promotor acara. Hari ini KONI menyelesaikan masalah tersebut."
"Kesalahannya karena saya tidak menerima uang yang dijanjikan promotor kepada saya. Ini bukan kesalahan KONI, IM Management, dan sponsor lainnya. Saya tidak menyangka kasus ini menjadi ramai, saya minta maaf kepada merek dan individu manapun yang dirugikan soal pembayaran ini,"tulisnya kemudian.
KONI Pusat Petik Pelajaran
Kasus yang kadung viral ini pun diharapkan Ade Lukman menjadi pelajaran penting untuk ke depannya. Ia pun berharap hal ini tak mengganggu kegiatan yang sudah berjalan.
"Tentunya kejadian ini sama sekali tak diharapkan baik KONI pusat dan semua yang terlibat. Karena tujuan awal diadakan event ini untuk membangkitan kembali masa pandemi. Kedua, kami harapkan ada world mayor marathon di Indonesia," Ade menjelaskan.
"Kami juga harapkan dapat membuat stimulus untuk menggerakkan olahraga, yang di dalamnya ada beberapa unsur seperti sport science, sport industry, dan sport tourism di dalam satu event.
"Ya, ajang ini kan pertama setelah masa pandemi, ya harapannya semua bisa menjadi satu event yang digelar rutin tahunan. Namun, dengan adanya peristiwa yang tidak kami harapkan bisa menjadi evaluasi bagi kita semua," tuturnya.
"Tentu tata kelolanya akan kami perbaiki ke depannya. Intinya, kami ingin Indonesia jadi satu tempat yang ditunggu-tunggu untuk marathon, kan sekarang sudah ada Jakarta Maratahon, Jogja Maratahon, ini yang harus kami jaga," ujar Ade.
Simak Video "Bahas Tragedi Kanjuruhan, Mahfud Panggil Kapolri-PSSI Hari Ini"
[Gambas:Video 20detik]
(mcy/cas)