Pacuan kuda menjadi salah satu ajang populer di Nusa Tenggara Timur, termasuk di Kota Kecil Wini. Mengingat Tanjung Bastian di Wini kerap menjadi tempat perhelatan ajang pacuan kuda.
Meski menjadi ajang populer, pacuan kuda umumnya diikuti oleh mereka yang memang hobi memelihara kuda pacu. Pasalnya, untuk mengikuti ajang ini, peserta perlu merogoh kocek yang tak sedikit mengingat biaya untuk merawat satu ekor kuda pacu cukup mahal.
Salah seorang pemilik kuda di Wini, Muhammad Al Fatih mengatakan biaya merawat satu ekor kuda pacu bisa mencapai jutaan per bulannya. Hal ini lantaran kuda pacu perlu diberi makanan khusus.
"Kalau dari segi perawatan (kalau) untuk kuda biasa, kita (bisa) ikat (dan kasih) makan rumput, Rp 0 biaya juga bisa. Tapi kalau kuda untuk pacuan itu harus kita kasih makan dedak, bran, jagung, jewel, itu makanan dicampur," katanya kepada detikcom baru-baru ini.
"Makanan itu mengandung protein tinggi, makanya diberi pakan itu supaya kondisi kudanya bagus. Karena kalau dia berpacu nanti kan butuh kondisi fisik yang prima. Jadi, untuk mendapatkan fisik semacam itu dibutuhkan makanan yang mengandung gizi yang bagus, begitu juga vitamin," imbuhnya.
![]() |
Tak hanya itu, sama halnya dengan manusia, kuda pacu ternyata juga perlu dimandikan. Bahkan, pemberian vitamin rutin juga dilakukan oleh Muhammad agar kudanya tetap prima.
"Perawatan itu kita kasih makan sehari dua kali, terus dimandiin, dikasih vitamin 1 minggu bisa 2-3 kali tergantung kalau mereka sering latihan dikasih 3 kali," katanya.
Dikatakan Muhammad, dalam satu bulan dirinya bisa merogoh kocek belasan juta untuk merawat kuda-kudanya. Sebab, untuk perawatan satu kuda ia bisa mengeluarkan biaya sampai Rp 3 juta per bulannya.
"Saya di sini punya 5 ekor kuda. Biasanya kalau lagi tidak ada event bisa 5-6 jutaan per bulan untuk semua kuda. Tapi kalau sedang ada event, satu ekor kuda itu dibutuhkan sekitar Rp 2-3 juta per bulan. Ini tergantung tingkat kompetisinya karena kita beli makanan kan 1 karung seberat 20 kg itu harganya Rp 500 ribu, itu di luar dari vitamin," katanya.
Menurut Muhammad, merawat kuda pacuan memang perlu keseriusan dan hobi. Apalagi terkadang hadiah kuda pacuan tidak sebanding dengan biaya perawatannya. Seperti diketahui, sebelumnya kuda-kuda milik Muhammad, yakni Marquez, Renjiro, dan Queen Filomena pernah menjadi juara di ajang pacuan kuda.
"Kalau untuk hadiah sebenarnya tidak banyak. Seperti Marquez kemarin hanya dapat Rp 750 ribu, kalau Renjiro hanya dapat Rp 3 juta, dan Queen Filomena dapat Rp 2 juta. Kalau dibandingkan dengan biaya rawat tidak seimbang. Jadi, memang hanya hobi," katanya.
Meski merawat kuda tidaklah gampang, namun Muhammad mengaku senang melakukannya. Apalagi jika kuda-kudanya berhasil memenangkan juara.
![]() |
Muhammad mengatakan hadiah yang didapatkan dari hasil juara tersebut ia tabung di Bank BRI. Selain lebih aman, menurutnya, BRI juga memiliki layanan yang memudahkan dirinya untuk mengecek transaksi.
"Di BRI saya hanya menabung. Saya merasa termudahkan karena BRI kan sekalipun kita menggunakan ATM BRI bisa menggunakan ATM Bersama. Dan pastinya hingga sampai saat ini tidak ada kendala dalam menggunakan BRI. Saya menggunakan BRI ini sudah 18 tahun," paparnya.
"Yang lebih bagusnya itu ada SMS Banking, walaupun kita tidak ada pulsa dan di rekening kita ada transaksi, notifikasi SMS Banking itu otomatis masuk. Jadi dimudahkan. Ketika saya dapat transfer atau masuk gaji di situ langsung muncul. Kalau ada jual beli kuda, biasa ditransfer ke BRI, dan saya juga biasa transfer dari BRI juga," tutupnya.
Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
Simak Video "Melihat Keindahan Kota di Wilayah Terdepan Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]
(ega/ega)