Setelah sukses menggelar IFSC-Climbing World Cup di Jakarta, Indonesia dipastikan mendapat jatah menggelar kejuaraan level dunia kembali pada tahun depan. Namun, khusus cabang disiplin lead.
Kabar itu disampaikan Presiden International Federation of Sport Climbing (IFSC) Marco Maria Scolaris ketika menyambangi Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari di Menara Olahraga Senayan (MOS), Jakarta, Selasa (27/9/2022).
Marco datang sehari setelah penutupan IFSC- Climbing World Cup 2022 Jakarta, 24-26 September. "Saya pastikan (Indonesia) masuk dalam kalender 2023, tapi hanya mempertandingkan nomor lead. Lokasinya di mana, kami belum tahu," kata Marco dalam keterangan tertulisnya.
Ia menjelaskan langkah memberikan satu alokasi disiplin untuk tuan rumah harus dilakukan IFSC untuk memberi kesempatan bagi semua negara terlibat menyelenggarakan World Cup. Hal ini dilakukan sebagai langkah sosialisasi agar sport climbing lebih dikenal di seluruh benua.
"Kami butuh lebih mengenalkan sport climbing ke semua kontinental. Pembinaan sport climbing di Eropa sudah terbentuk, disusul Asia. Oseania, Afrika, dan Amerika masih terlalu sedikit," kata Marco.
Menurutnya, pengenalan ke seluruh benua penting dilakukan agar lebih banyak pihak yang terlibat. Apalagi, sport climbing kini menjadi cabang yang dipertandingkan di Olimpiade.
"Di Olimpiade 2020 Tokyo, sport climbing mempertandingkan dua nomor kombinasi (speed, lead, bouldering) putra dan putri. Sementara di Olimpiade Paris 2024 akan mempertandingkan empat nomor, speed serta kombinasi lead dan boldering," ujarnya.
"Kami sudah masuk sport program Olimpiade Los Angeles 2028 dan kini target kami adalah dipertandingkannya enam nomor, yaitu speed, lead, dan bouldering."
Okto mengapresiasi langkah IFSC untuk menyosialisasikan sport climbing. Apalagi, permintaan agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah World Cup langsung disanggupi oleh Marco. Rencananya, World Cup 2023 Series Jakarta akan menjadi tur ketiga dan diiselenggarakan pada 6-7 Mei.
"Terkait Climbing World Cup 2022, saya pribadi bangga karena FPTI bisa menyelenggarakannya. Apalagi sebagai pengalaman pertama. First experience itu pasti sulit dilupakan, tapi enggak pernah sempurna. Dari situ bisa belajar, diperbaiki lagi di semua lini bisa baik lagi dari terbaik karena kini kita sudah pasti diberikan kepercayaan lagi untuk tahun depan," ujar Okto.
"Dengan banyaknya sport climbing di Indonesia dan kualitas atlet yang kita miliki, saya optimistis Indonesia bisa mendapat medali emas di Olimpiade Paris. Saya suka semangat Marco yang ingin mendorong agar sport climbing ini bisa merata, tak sekadar didominasi satu benua saja," dia mempertegas.
Tonton Video: Cerita Aspar Jailolo Bangkit Sabet Juara Climbing World Cup 2022 Jakarta