Tujuh Medali Emas Asian Games 2023 Jadi Bukti DBON Berjalan

Tujuh Medali Emas Asian Games 2023 Jadi Bukti DBON Berjalan

Mohammad Resha Pratama - Sport
Jumat, 06 Okt 2023 21:25 WIB
Lifter putra Indonesia Rahmat Erwin Abdullah (bawah) berpose dengan pelatih sekaligus ayahnya Erwin Abdullah (atas) usai melakukan angkatan clean and jerk pada final 73 kilogram Grup A Asian Games 2022 di Xiaoshan Sports Centre Gymnasium, Hangzhou, China, Selasa (3/10/2023). Rahmat Erwin meraih medali emas dengan total angkatan 359 kilogram sekaligus memecahkan rekor Asian Games, sementara untuk angkatan clean and jerk Rahmat berhasil memecahkan rekor dunia dengan total angkatan 201 kilogram. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Rahmat Erwin sebagai salah satu penyumbang medali emas Asian Games 2023 (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta -

Asian Games 2023 mendekati tuntas, Indonesia sudah mengumpulkan tujuh medali emas. Ini jadi bukti Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) berjalan baik.

Sampai Jumat (6/10/2023) malam WIB, sudah 13 cabor yang menyumbangkan medali untuk Indonesia. Enam di antaranya membuahkan tujuh medali emas, dengan cabor menembak jadi satu-satunya yang mempersembahkan lebih dari satu emas.

Dengan tambahan 11 perak dan 17 perunggu, Indonesia sementara berada di posisi ke-13 Klasemen Perolehan Medali. Selain menembak, ada beberapa cabor yang mempersembahkan medali emas seperti wushu, balap sepeda, angkat besi, dan panjat tebing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keenam cabor itu merupakan cabor yang masuk dalam DBON, program yang lahir di era Menpora Zainudin Amali sebagai permintaan Presiden Joko Widodo untuk mereview total ekosistem olahraga nasional.

Oleh karenanya, langkah Jokowi untuk mengeluarkan Perpres NO.86 tahun 2021 tentang DBON dianggap tepat. Dengan demikian, Kemenpora memiliki pondasi untuk mencetak prestasi olahraga Indonesia ke depannya.

ADVERTISEMENT

"Kebijakan Presiden Joko Widodo sangat pas dengan mengeluarkan Perpres No. 86 tahun 2021 Tentang Desain Besar Olahraga Nasional yang dilatarbelakangi dengan masih banyaknya sarana dan prasarana olahraga belum cukup, organisasinya juga masih ada yang tidak fokus, termasuk belum adanya kompetisi yang belum berkelanjutan, akan tetapi hal ini belum sepenuhnya dilaksanakan karena adanya beberapa faktor terutama dari sisi pendanaan," kata Dewan pakar DBON Prof. Asmawi dalam rilis kepada detikSport.

"Itu artinya pemerintahan Presiden Joko Widodo memiliki langkah yang bagus dalam memperhatikan kemajuan prestasi olahraga Indonesia," lanjutnya.

"Meski dalam mengakomodirnya cabor itu memang belum semuanya maksimal, tetapi perhatian yang diberikan dengan apa yang diharapkan oleh Presiden meski sudah ada yang tercapai."

Oleh karena, Asmawi berharap kepada para cabor untuk sama-sama bahu-membahu membenahi sektor yang masih dinilai menjadi kekurangan, yakni soal sport science.

"Harapan kami dari awal sport science jangan kendur yang juga didukung dengan sarana dan prasarana yang mumpuni, karena masih ada beberapa cabor yang belum mumpuni untuk sarana dan prasarana tersebut," katanya.

Asmawi mengingatkan bahwa olahraga ini bukan hanya milik pemerintah, namun juga milik masyarakat. Maka sudah seharusnya masyarakat Indonesia mendukung ekosistem olahraga yang muaranya adalah prestasi dunia.

"Dukungan pemerintah dan masyarakat harus sama-sama tumbuh secara berbarengan, agar prestasi olahraga Indonesia ke depannya lebih baik lagi, termasuk dari perguruan tinggi meski lembaga pendidikan ini sudah mulai."




(mrp/raw)

Hide Ads