Anindya Bakrie: dari CEO Jadi CdM di Olimpiade, Apa Bedanya?

Anindya Bakrie: dari CEO Jadi CdM di Olimpiade, Apa Bedanya?

Mohammad Resha Pratama - Sport
Minggu, 21 Jul 2024 09:15 WIB
CdM Indonesia Olimpiade 2024 Anindya Bakrie
Foto: Resha Pratama/detikSport
Tangerang -

Publik tahu Anindya Bakrie adalah seorang CEO perusahaan besar Bakrie & Brothers. Tapi, kini Anindya punya tugas baru sebagai CdM Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Apa bedanya?

Bakrie & Brothers adalah perusahaan yang didirikan oleh kakeknya Achmad Bakrie. Hingga saat ini, sudah ada puluhan perusahaan yang berada di bawah naungan Bakrie & Brothers yang bergerak di berbagai sektor.

Anindya sebagai cucu tertua Achmad Bakrie kini dipercaya memegang penuh kendali perusahaan. Di tengah kesibukannya mengurus banyak perusahaan, Anindya punya tugas baru tahun ini yang terbilang tidak muda dan baru untuknya, yakni menjadi CdM Indonesia di Olimpiade 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika selama ini Anindya membawahi ribuan pegawai di berbagai perusahaan, kini atlet-atlet Indonesia dan staf pelatih yang harus diurus tidak hanya selama di Olimpiade, tapi juga sebelum dan sesudahnya.

Seperti halnya perusahaan yang punya target pemasukan, kontingen Indonesia di Paris juga punya target mempertahankan tradisi emas di Olimpiade. Ada 29 atlet yang kini jadi tanggung jawab Anindya beserta tim.

ADVERTISEMENT

Lalu, seberat apa tanggung jawab yang kini diemban Anindya sebagai CdM jika dibandingkan sebagai CEO? detikSport berkesempatan mewawancarai ayah tiga anak ini di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Satu (20/7/2024) sore WIB, sebelum keberangkatannya ke Paris.

DetikSport (DS): Bagi Pak Anin CdM ini masuk pengalaman baru Pak Anin selama ini mungkin perusahaan yg begitu besar, ada bedanya apa, ada beban tersendiri ga?

Anindya Bakrie (AB): Ya tadi pagi saya juga memikirkan gimana nih cara punya mindset yang baik tapi sama seperti pemimpin perusahaan. Itu intinya ada target, target daripada Olimpiade ini adalah mendapatkan medali, tentu sebelumnya targetnya adalah bagaimana kita bisa mengkualifikasi lebih banyak orang dan ternyata 29 itu yang paling banyak selama 20 tahun. Lalu bagaimana bisa memperluas cabang olahraganya yang berkembang dari 9 menjadi 12. Sekarang bagaimana bisa mendapatkan medali.

Ini semua tentu berhubungan dengan teknis yang sudah dilakukan, malah mesti recovery tapi juga non-teknis. Nah, tapi kembali lagi bedanya apa, hampir bisa dibilang sama-sama ini mengenai bagaimana mencapai suatu goal, sama-sama mempunyai key performance indicator walaupun berbeda, sama-sama juga mengenai supply chain management karena kita mesti memikirkan bukan saja ujungnya tapi juga misalnya dari measure, dokter, fisioterapi, trainer, makanan, penjemputan, lalu segala macamnya lah, dan juga kita musti siap dengan berbagai macam emergency sampai kepada tentunya komunikasi ke publik.

Jadi semua ini baru, tapi dari sisi prinsip-prinsip dasarnya ya mirip seperti menjalankan suatu perusahaan dengan tantangannya. Dan satu lagi di sini lebih humanis karena yang kita dealing adalah atlet-atlet yang sedang mau perform pada saat ini.

DS: Soal dukungan keluarga gimana Pak Anin? Pasti ini kan makin berat karena sebagai CdM tentu sukses apa tidaknya kontingen Indonesia, ada andil di Pak Anin juga. Apakah mereka siap ketika nanti mungkin ada kritik buat Pak Anin?

AB: Saya rasa tentunya kita musti siap bahwa dalam bekerja itu ada kemungkinan yang terbaik, tapi juga ada kemungkinan yang kurang baik. Tapi intinya yang penting niatnya, karena niatnya tujuannya untuk memberikan yang terbaik kepada Indonesia. Malah saya nitip terutama untuk para atlet tolong merek dijaga ketenangannya dengan memberikan komen-komen dan juga doa-doa dukungan yang positif. Karena sekali lagi untuk menjadi salah satu yang terpilih di Olimpiade tentunya tidak mudah.

Tapi yasudah dari sisi keluarga ya kita ini aja pamitan, Mohon doanya, dan Ya doakan yang terbaik lah.

CdM Indonesia Olimpiade 2024 Anindya BakrieCdM Indonesia Olimpiade 2024 Anindya Bakrie. (Foto: Resha Pratama/detikSport)

DS: Pak Anindya juga menjabat sebagai Ketua Akuatik Indonesia, apakah ada conflict of interest atau kesulitan membagi tugas?

AB: Saya rasa sih sama sekali enggak ada, yang ada malah mesti memikirkan gimana bahwa jangan sampai tertinggal itu Akuatik Indonesia, karena yang lain itu kan tentunya kita mesti lihat dari sisi data banyak yang sudah bisa dibilang kualitasnya untuk mendapatkan medali.

Nah justru ini yang perlu diingat bahwa ada tentunya beberapa olahraga yang diharapkan dapat medali seperti badminton, speed climbing, lalu panjat tebing, mungkin juga panahan, tapi olahraga-olahraga lain seperti tentunya akuatik, lalu sepeda, lalu juga Judo, atletik menembak, dayung, itu juga jangan lupa bahwa mereka akan memberikan yang terbaik di performa.

DS: Apa harapan Pak Anin buat atlet di Olimpiade 2024 dan juga masyarakat Indonesia?

AB: Kalau kepada atlet pesan saya ialah lakukan yang terbaik, kita semua di belakang Anda, Anda sudah tahu musti ngapain, tenang, dan juga lakukan yang terbaik dan jangan merasa bahwa kita itu berbeda dengan mereka yang kelihatannya lebih besar, lebih pengalaman datang dari negara yang kontingennya lebih besar, jadi percaya diri.

Dan yang kedua, kepada masyarakat Indonesia ialah dukunglah mereka karena mereka nggak ada yang tidak ingin untuk mendapatkan performa yang terbaik. Kalau misalnya performanya sangat sangat baik, kita syukuri, kalau performanya istilahnya masih bisa di-improve atau diperbaiki ke depannya kita doakan. Karena bisa-bisa olahraga nasional ini tidak bisa dilakukan sekali, tapi bisa dilakukan menuju kepada Indonesia Emas 2045. Jangan di-bully lah pokoknya, kasihan karena kan kalau nggak nanti nggak ada mau jadi atlet.


Hide Ads