Komite Olimpiade Internasional (IOC) digugat Asosiasi Tinju Internasional (IBA). Itu terkait dengan kisruh gender di cabang tinju Olimpiade Paris 2024 lalu.
Melansir Daily Mail, IBA menuntut IOC karena membiarkan Imane Khelif dan Lin Yu-ting, dua petinju yang sempat dicap sebagai laki-laki, berpartisipasi di Olimpiade Paris 2024.
Dalam tuntutannya, IBA mengutip pernyataan Donald Trump yang melarang transgender berpartisipasi di olahraga perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perintah Presiden Trump untuk melarang atlet transgender dari olahraga wanita memvalidasi upaya IBA untuk melindungi integritas olahraga wanita," kata presiden IBA Umar Kremlev. "Tindakan kami bertujuan untuk memastikan kesetaraan gender dalam tinju," jelasnya..
"IBA akan memberikan dukungan hukum komprehensif yang gratis kepada petinju kami dalam tuntutan hukum ini, karena ini adalah pelanggaran yang jelas terhadap hak asasi manusia, kemarahan terhadap petinju perempuan, dan hanya kejahatan yang harus dihukum sesuai dengan itu."
"Menurut pendapat pribadi saya, (presiden IOC) Thomas Bach harus bertanggung jawab penuh untuk ini, karena dia bertanggung jawab ketika itu terjadi, dan dia perlu mengkompensasi kerusakan yang disebabkan, jika pengadilan atau contoh lain mengatur hal ini," terangnya.
Di Olimpiade Paris 2024, Imane Khelif dan Lin Yu-ting sempat disorot karena diduga berjenis kelamin laki-laki, saat turun di cabang tinju perempuan. Rekam jejak keduanya kemudian dibongkar oleh IBA.
IOC menegaskan Imane Khelif dan Lin Yu-ting adalah perempuan berdasarkan hasil tes mereka. Khelif dan Yu-ting akhirnya bisa tetap berlaga dan juara di kelas masing-masing, untuk meraih medali emas.
(yna/rin)