Federasi Senam Israel (IGF) masih mengkritik keputusan Pemerintah Indonesia menolak visa atletnya berlaga di Kejuaraan Dunia Senam di Jakarta. Apa katanya?
Sekjen IGF Sarit Shenar menyebut keputusan Pemerintah Indonesia jadi preseden buruk di olahraga. Ia menyebut dampaknya bisa berbahaya.
"Kekhawatiran terbesar kami adalah bahwa jenis acara ini dapat terus berlanjut dan menjadi contoh yang berbahaya," kata Shenar, mengutip BBC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika hal ini terjadi di Kejuaraan Dunia dan senam, apa selanjutnya? Ini bisa terjadi di disiplin apa pun, olahraga apa pun, atau kompetisi apa pun. Preseden ini sangat berbahaya," kecamnya.
Shenar mengatakan, keputusan Indonesia untuk menolak visa bagi atlet Israel datang di "waktu yang tidak tepat". Ia juga mengecam IFG, yang dinilai mengkhianati piagam olimpiade.
"Kami berharap ada solusi diplomatik, jauh sebelum solusi hukum," tambahnya.
"Mereka [FIG] mengirimkan surat kepada kami yang menyatakan bahwa semuanya sudah terkendali, bahwa otoritas di sana telah memberikan surat resmi bahwa tidak akan ada masalah.
"Tidak ada pertanyaan siapa yang bertanggung jawab atas kekacauan ini di mata kami - FIG, bagian dari Komite Olimpiade Internasional. Mereka seharusnya mematuhi semua aturan dan tidak mengabaikan Piagam Olimpiade," semburnya.
Pemerintah Indonesia memang menolak mengeluarkan visa untuk 6 atlet senam Israel yang ingin tampil di Kejuaraan Dunia Senam di Jakarta, 9-25 Desember mendatang. Mereka yang ditolak masuk ke Indonesia adalah Artem Dolgopyat, Eyal Indig, Ron Payatov, Lihie Raz, Yali Shoshani, dan Roni Shamay.
IGF kemudian memprotesnya dan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Mereka menuntut Federasi Senam Internasional (IFG) memberi jaminan atletnya ke Indonesia.
CAS kemudian menolak permohonan tersebut. Artinya, atlet senam Israel masih tidak diizinkan bermain di Kejuaraan Dunia Senam di Indonesia.
(yna/mrp)