Ketua Umum Indonesia Esports Association (IESPA), Ibnu Sulistyo Riza Pradipto, kini punya peran di kancah Asia. Dia dipercaya menjadi Strategic Advisor Presiden Asian Electronic Sports Federation (AESF), Santi Lothong.
Bagi Ibnu, penunjukan ini bukan hanya kehormatan, tetapi juga tantangan untuk menumbuhkan dan menyatukan ekosistem esports serta mengangkat industri gim di kawasan Asia.
"Saya merasa terhormat dipercaya sebagai Strategic Advisor (Penasehat Strategis) Presiden AESF Santi Lithong. Ini bukan sekadar pencapaian pribadi, tetapi komitmen bersama untuk menumbuhkan dan menyatukan ekosistem esports dan gaming industry di kawasan Asia," ujar Ibnu saat dihubungi, Jumat (24/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bersama keluarga besar esports, kita tidak hanya meningkatkan permainan, tetapi juga membangun generasi. Mari kita bangun masa depan esports bersama," imbuhnya.
Penunjukan Ibnu diumumkan langsung oleh Presiden AESF, Santi Lothong, dalam AESF Esports Forum 2025 di Bangkok, 9 Oktober 2025 lalu. Forum tersebut mempertemukan asosiasi anggota, mitra strategis, dan berbagai pemangku kepentingan dari seluruh Asia untuk membahas masa depan ekosistem esports yang inklusif dan berkelanjutan.
Apa yang diungkapkan Ibnu sejalan dengan misi AESF yang kembali mengusung semangat "Unity and Solidarity of Asian Esports" atau "Persatuan dan Solidaritas Esports Asia" sebagai fondasi utama membangun masa depan Esports yang kuat, berdaya saing, dan inklusif bagi seluruh kawasan.
Forum bertema "Shaping the Esports Ecosystem and the Future of Asia and Beyond" ini menjadi ajang penting dalam menentukan arah industri Esports regional. Ada tiga fokus utama dalam diskusi tersebut, yakni pengembangan pendidikan dan karier di dunia Esports, peningkatan inklusivitas dan keberagaman, serta peran media dan penyiaran dalam membentuk citra dan pertumbuhan industri.
Presiden AESF Santi Lothong menegaskan komitmen federasi memperkuat kerja sama antarnegara di Asia. "Esports adalah wadah untuk menyatukan generasi dan budaya melalui kompetisi yang sehat dan berdaya saing global," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Bangkok, Dr. Chadchart Sittipunt, yang membuka forum tersebut, menekankan pentingnya dukungan lintas sektor untuk memperkuat ekosistem Esports.
Menurutnya, Esports kini menjadi industri masa depan yang tak hanya berfokus pada hiburan, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan pendidikan bagi generasi muda.
Dalam forum itu juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Direktur Jenderal AESF Steve Kim dan Sekretaris Jenderal European Esports Federation (EEF) Lukasz Klimczyk, sebagai langkah awal kerja sama strategis antara Asia dan Eropa.
Selain itu, dilakukan pula seremoni penyerahan bendera dan Memorandum of Intention antara Presiden AESF Santi Lothong dan Presiden VIRESA Do Viet Hung, sebagai simbol dimulainya persiapan Asian Esports Games 2026 yang akan digelar di Vietnam.
Sesi penutupan forum diisi dengan diskusi terbuka antara peserta dan narasumber mengenai strategi memperkuat ekosistem Esports nasional di masing-masing negara Asia. Topik inovasi, keberlanjutan, dan pengembangan talenta lokal menjadi perhatian utama.
AESF juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam penyelenggaraan acara, termasuk Sekretaris Jenderal ABU Ahmed Nadeem, CEO Healthy Gaming Christoffer Johansson, serta penyelenggara TESF. Dukungan besar juga datang dari Gubernur Bangkok dan Wakil Gubernur Otoritas Olahraga Thailand, Preecha Lalun, atas peran mereka dalam kesuksesan forum ini.
(ran/pur)











































